Translate

Jumat, 09 September 2016

Kisah gagalnya Raja Cermin dan dewi Ratna Suari mengislamkan raja Majapahit



Kisah gagalnya Raja Cermin dan dewi Ratna Suari mengislamkan raja Majapahit

Kalau hanya sekadar berdagang sambil berdakwah atau sebaliknya,berdakwah sambil berdagang yang dilaksanakan oleh para muballigh dari luar ke nusantara ini ketika itu,barangkali hasilnya tidak sehebat itu meski hanya secara kuantitas.Para muballigh atau penyiar Islam yang datang dari tanah Arab,Gujarat atau India,Kamboja dan daratan Cina,dan dari semenanjung Melayu,memang betul-betul bertujuan berdakwah,niat menyebarkan agama Islam.Adapun mereka berdagang itu adalah hanya sebagai sarana dan metode dan untuk sekadar bisa menghidupi diri di rantau orang,yakni nusantara ini.
Maka usaha dan jerih payah Maulana Malik Ibrahim di dalam berdakwah di Gresik dan sekitarnya pun dilaporkan kepada Sultan Kedah,pamannya sendiri,yang dhaulu mengutusnya ke Gesik.Betapa senangnya hati sang paman,sultan mahmud syah alam,membaca surat maulana malik ibrahim yang ditujukan kepadanya tentang segudang keberhasilan dakwahnya Maulana Malik ibrahim di tanah jawa.Namun hatinya masih kecewa karena raja majapahit belum memeluk agama islam.Usul maulana malik ibrahim agar puteri sang sultan,dewi ratna suari bisa dipersunting raja majapahit dengan maksud nantinya rakyat kerajaaan majapahit lebih mudah memeluk agama islam.
Usul maulana malik ibrahim itu dibahas sultan dengan para menteri dan para pembesar kerajaan kedah.Akhirnya mereka sepakat bahwa sultan mahmud syah alam melaksanakan muhibbah ke majapahit.Rombongan sultan kedah yang disertai pula puterinya,dewi ratna suari,mengarungi lautan,dengan perahu yang bertuliskan ayat al quran,”Nashrum minallah wa fat-hun qoriib wabashshiril Mukminiin”.
Pada tahun 1303 Saka atau tahun 1381 Masehi(dengan candra sengkala: bumi ngilir tahun becik),rombongan muhibbah sultan kedah mendarat di pelabuhan Jenggolo gresik.Dan Sultan Mahmud Syah Alam dipersilahkan beristirahat di Leran.
Sebelum sultan berkunjung ke majapahit,terlebih dahulu mengirimkan surat kepada raja maajapahit memberitakan maksudnya kedatangannya,yakni akan bersilaturahmi ke ibu kota majapahit dan mohon diperkenankan bisa bertemu dengan sang raja majapahit.Alhamdulillah,keinginan sultan kedah itupun disetujui raja Majapahit dan pertemuan benar-benar terjadi di desa minggiran daerah Krian,dekat surabaya.
Dalam pertemuan itu Sultan Mahmud Syah Alam menyerahkan tanda mata sebuah delima besar kepada prabu brawijaya raja majapahit.Dan yang penting,raja majapahit saat itu telah mengerti bahwa puteri sultan kedah yang bernama dewi ratna suari yang juga ikut hadir dalam pertemuan tersebut,agar bisa dipersuntingnya.Namun sang raja rupa-rupanya merasa tersinggung dan suasana agak sedikit tegang.
Setelah rombongan sultan kedah pulang ke gresik,raja majapahit memerintahkan agar buah delima pemberian sultan kedah itu dibelah.Dengan muka masam raja majapahit memeperhatikan buah delima itu karena jauh-jauh datang tetapi hanya memberi buah delima.Bukankan buah delima ada dimana-mana demikian pikir sang baginda,dengan perasaan heran.Tetapi alangkah terperanjatnya sang raja ketika itu melihat isi buah delima yang dibelah saat itu penuh dengan intan permata,padahal dari luar kulit delima tidak tampak berlubang dan tidak ada goresan meskipun sekecil lubang jarum.Pastilah sultan kedah itu bukanlah sembarang orang,demikian pikir sang raja lagi.Dalam hati sang baginda amat menyesal atas sikapnya yang kurang menghargai sultan kedah.Dan beliau akan menemui sultan kedah ke gresik untuk minta maaf dan sekaligus akan mempersunting dewi suari,puteri sultan kedah itu.
Sementara itu,setibanya di leran,sultan mahmud syah alam diliputi rasa sedih dan kecewa atas kegagalan diplomasinya terhadap raja brawijaya majapahit.Usaha untuk menjodohkan raja Majapahit dengan dewi ratna suari tidak berhasil,dan tentu saja harapan mengislamkan raja majapahit juga jauh lagi.Maka sultan mahmud syah laam berniat akan kembali ke kedah.
Sudah suratan takdir memang,wabah penyakit menyerang daerah leran dan sekitarnya yang membawa banyak korban penduduk meninggal dunia.Termasuk puteri sultan kedah,dewi ratna suari juga meninggal dunia,ditandai candra sengkala;puteri rusung nawang wulan:1331 tahun saka atau 1389 masehi.Innaa lillahi wa inna ilaihi rojiun.
Juga ikut meninggal dunia,kedua pengiring dewi ratna suari,yaitu nyai kuring dan nyai seruni.Juga termasuk yang menjadi korban wabah hingga meninggal dunia adalah bibinya dewi ratna suari,senopati sultan kedah,sayyid jalal dan sayyid syarifudin.
Sampai di dalam perjalanan pulangnya sultan kedah dan rombongan ke negeri kedah,ditengah perjalanan masih ada yang meninggal,dan mereka ada yang dimakamkan di pulau madura dan ada yang dimakamkan di pulau bawean.Kedua pulau tersebut dekat dengan gresik.
Tersebutlah,beberapa saat setelah dewi ratna suari meninggal dunia dan sultan mahmud syah alam beserta rombongan kembali ke negeri kedah,utusan dari raja majapahit pun datang ke leran.Utusan tersebut membawa berita bahwa raja majapahit akan meminang dewi ratna suari dan permintaan maaf dari raja majapahit kepada sultan mahmud syah alam,serta ucapan terima kasih atas pemberian hadiah intan permata yang dibungkus delima merekah.Namun apa dapat dikata,dewi ratna suari telah dipanggil Allah SWT,dan sultan kedah beserta rombongan telah kembali ke negerinya lagi.
Adapun tentang maulana malik ibrahim sendiri setelah sultan mahmud syah alam kembali ke kedah,masih terus menyiarkan agama islam di daerah leran dan sekitarnya.Beliau mendirikan langar atau musholla di desa sawo yang hingga sekarang masih ada.Dan akhirnya beliau berdomisili di Gresik hingga wafatnya pada tahun 1419 Masehi dan dimakamkan di gresik pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar