Translate

Jumat, 09 September 2016

Metode dakwahnya Maulana Malik Ibrahim



Metode dakwahnya Maulana Malik Ibrahim

Sesampainya di desa Sembalo,dekat Leran,Maulana Malik Ibrahim mulai hidup di tengah-tengah masyarakat Jawa dan menyimak situasi medan dakwahnya.Setelah berhasil menyimpulkan langkah apa yang tepat untuk dilaksanakan di dalam menyiarkan Islam,maka beberapa metode dakwah pun dipraktekkan,antara lain ,adalah:
1.Berjualan keperluan hidup masyarakat sehari-hari
Berjualan dan berdagang bukanlah metode,tetapi sarana untuk melaksanakan metode yang paling tepat dengan berjualan yakni mengakrabi masyarakat.Masyarakat harus didekati dan diakrabi,hingga Maulana Malik Ibrahim mengenal banyak orang.Mulai nama orang,keluarganya,situasi sosial ekonomi dan kondisi kehidupannya,hobi dan wataknya serta sifat-sifatnya,bahkan hal-hal yang agak pribadi pun diketahuinya.
Hal itu memang penting untuk usaha menyentuh hati dan pemikiran mereka dari pintu yang mana bisa dimasuki unsur dakwah Islam.Maka Maulana Malik Ibrahim baru menolong atau atau membantu seseorang,mengajak dan membimbing,menasehati maupun mengingatkan seseorang,melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar ataupun mengajak berdialog sampai berdebat sekalipun,adalah setelah mengetahui betul-betul kondisi seseorang.
Karena itulah beliau membuka warung di desa Romo,dan juga didesa Sembalo,yang menyediakan barang-barang yang diperlukan masyarakat sehari-hari.Dengan ini beliau bisa secara langsung berhubungan dengan rakyat di segala lapisan.Dari usaha ini beliau semakin terkenal sebagai orang yang ramah,baik hati,dan baik budi,jujur dan dapat dipercaya,suka menolong sesama manusia dan sifat-sifat mulia lainnya yang memikat hati masyarakat.
Pedagang yang jujur memang menjadi pujian orang,dan apalagi bila harganya lumayan relatif murah,tentunya banyak pelanggannya.Karena berdagang dengan tujuan dakwah dan menyiarkan agama Islam,tidak semata-mata mencari keuntungan saja,maka nama Maulana Malik Ibrahim cepat terkenal dikalangan luas,terutama masyarakat kecil.Anggapan atau opini masyarakat terhadap beliau inilah yang memabantu cepatnya keberhasilan dakwah Islam,karena masyarakat lalu tertarik kepada agama yang beliau bawa itu.
2.Menjadi tabib
Apalagi beliau juga pandai mengobati berbagai macam penyakit,hal inilah semakin mengharumkan nama beliau.Kebanyakan orang –orang yang sakit berobat atau minta obat kepada beliau menjadi sembuh.Seorang yang sembuh dari penyakit karena berkat diobati oleh Maulana Malik Ibrahim ,menjadi tersebar beritanya ke seluruh kampung.Berita itu cepat tersiar dari mulut ke mulut menyebabkan beliau menjadi orang terkenal di seantero daerah Leran Gresik dan sekitarnya.
Apalagi didalam mengobati orang sakit itu beliau dengan mendahului bacaan basmalah dan dengan doa-doa yang bisa didengar oleh orang yang menyaksikannya.Hal ini menjadikan Islam semakin terkenal di tengah-tengah masyarakat yang masih memeluk kepercayaan agama Syiwa dan Kejawen.
Juga di dalam mengobati orang sakit itu pada prinsipnya beliau tidak memungut bayaran.Maka orang jawa menganggap beliau sebagai dewa penolong yang diharapkan bisa menyelamatkan banyak nyawa.Hal ini menyebabkan beliau terkenal dan sebagai tokoh karismatik yang dihormati dan disegani masyarakat.Tak ada orang yang dendam dan curiga terhadap kehadiran beliau,sehingga beliau sebagai sosok yang menjadi tumpuan banyak harapan.
3.Merakyat
Bukan dinamakan seorang Ulama dan muballigh,siapa yang tidak pandai menyelami hati masyarakat yang menjadi obyek dakwahnya.Demikianlah pula Maulana Malik Ibrahim,dengan menetapnya di desa Leran itu ia kemudian hidup di tengah-tengah masyarakat ramai atau rakyat jelata.
Ia pun membuka warung.Dengan caranya berjualan itu ia dapat langsung berhubungn dengan rakyat kecil.Seharian ia langsung dekat dengan masyarakat.Sehingga masyarakat mengerti bagaimana kebaikan akhlak serta contoh-contoh kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam yang dicerminkan oleh pribadi Maulana Malik Ibrahim sehari-hari.
Ia rajin mempelajari bahasa rakyat atau bahasa daerah sehingga dalam waktu yang tidak lama telah mahir dan dapat menguasai bahasa rakyat.
Setelah bahasa daerah dikuasainya,maka Maulana Malik Ibrahim mengajarkan agama Islam kepada penduduk setempat.Ajakannya mendapat sambutan positip dan hangat dari penduduk yang kebanyakan merupakan rakyat jelata.Makin lama semakin banyaklah pemeluk agama Islam di Leran dan di sekitarnya.
Berkat taktik dan sikap yang dijalankan oleh Maulana Malik Ibrahim itu agama Islam dapat menarik perhatian rakyat.Karena Maulana Malik Ibrahim memang pandai membawakan diri,pandai menyesuaikan diri,bersikap merakyat dan bijaksana.
Ia tidak tinggi hati dan bersikap konfrontasi terhadap falsafah dan pandangan hidup masyarakat.Tetapi bersikap tidak membuka front perbedaan pendapat antara Islam dengan falsafah hindu-syiwa.Ia bersikap hati-hati dan tut wuri handayani(mengikuti dari belakang sambil mempengaruhi) kepada masyarakat.Taktik ini rupa-rupanya berhasil.Karena bila ia bersikap tajam dengan spontan menentang falsafah dan pandangan hidup rakyat yang hindu-syiwa itu,tentulah mereka lari dari dakwahnya Maulana Malik Ibrahim saat itu.
Dengan keramah-tamahannya kepada masyarakat dan sikap rendah dirinya itu rakyat berbondong-bondong masuk Islam.Memang demikianlah taktik yang dijalankan Maulana Malik Ibrahim,dengan memikat rakyat jelata terlebih dahulu,kemudian untuk minta pengakuan kepada baginda raja.Untunglah kalau nanti fihak atasan mau memeluk agama Islam.Kalau toh tidak mau,Maulana Malik Ibrahim telah berhasil mendapatkan pengikut.
4.Ajaran kasta hindu menguntungkan dakwahnya Maulana Malik Ibrahim
Didalam dakwahnya kepada rakyat jelata,Maulana Malik Ibrahim menjelaskan kepada mereka bahwa menurut ajaran Islam tidak ada perbedaan kelas.Orang yang paling mulia di sisi Allah ialah mereka yang taqwa dan berbuat kebaikan.Maka tidak ada perbedaaan antara yang kaya dan yang miskin,antara orang berpangkat dan rakyat kecil,antara bangsawan dengan rakyat jelata.
Ajaran Islam itu ternyata menarik perhatian masyarakat,karena kebanyakan penduduk Leran dan sekitarnya adalah kaum tani dan nelayan,yang menuntut pandangan kaum hindu adalah tergolong waisya dan sudra,termasuk kelas rendahan dan bahkan kaum yang hina.
Perlu diketahui bahwa bentuk masyarakat menurut Brahma,artinya pembagian masyarakat menurut hindu,dibagi menjadi empat golongan atau kasta,yakni:
1.Kasta Brahmana,adalah kastanya kaum Brahma,yang terdiri kaum pemuka agama,yang kewajibannya hanyalah belajar dan mengajarkan agama kepada manusia.Mereka terdiri dari kaum pendeta,guru,kadli,dan berhak menjadi perdana menteri dalam pemerintahan.
2.Kasta Ksatria,yang terdiri dari golongan prajurit dan para pahlawan.Tugas-tugas kasta ksatria ini adalah belajar,menyuguhkan korban-korban,membiayai keperluan-keperluan umum,dan memanggul senjata membela kepentingan negara.
3.Kasta Waisya,yakni terdiri dari golongan petani dan pedagang.Tugas mereka adalah bercocok tanam,berniaga,membelanjai perguruan-perguruan umum dan agama.
4.Kasta Sudra,adalah golongan yang paling bawah,terdiri dari kaum pekerja dan para buruh.Tugasnya kaum sudra hanyalah satu,yakni berkhidmat atau mengbdi kepada ketiga golongan diatas.
Kasta waisya dan sudra tidak dapat menikmati hak-hak azasi manusia karena dipandang rendah.Terutama kasta sudra,di india(sekarang ini juga),masih menyedihkan nasibnya.Pada bulan Oktober 1981 di India timbul berita mengejutkan dengan masuknya hampir puluhan ribu orang-orang yang dari kasta sudra ke dalam agama Islam,karena didalam hindu mereka dianggap hindu.
Demikianlah,dakwahnya Maulana Malik Ibrahim mendapat sambutan rakyat kecil atau rakyat jelata karena ajaran Islam membela kepentingan mereka.Di dalam Islam mereka menemukan kepribadiannya.Di dalam Islam mereka merasa sebagai manusia lagi,sebagai manusia sewajarnya yang mempunyai hak-hak yang sama dengan manusia yang lain.Mereka menjadi sederajat dengan siapa saja.Dengan demikian maka Islamlah yang mengangkat derajat mereka sama seperti manusia lain.
Tentu saja banyak diantara para bangsawan dan yang merasa sebagai termasuk golongan brahmana dan ksatria tidak tahan menerima perlakuan murid-murid Maulana Malik Ibrahim itu.Maka banyak diantara mereka yang meninggalkan desa Leran dan sekitarnya.Pergi menyingkir diri menuju tempat-tempat yang masih menganggap mereka sebagai orang atas.
5.Membangun masjid dan pesantren pertama di Jawa
Setelah para pengikut Islam semakin banyak,maka Maulana Malik Ibrahim mendirikan sebuah masjid untuk berjamaah dan mengaji,memperdalam agama Islam.
Tidak ada keterangan bahwa masjid yang dibangun Maulana Malik Ibrahim itu merupakan masjid pertama di tanah jawa,karena mungkin sebelumnya para tionghoa peranakan atau tionghoa Islam di sepanjang di sepanjang pesisir utara jawa telah membuat masjid.
Kecuali membuat sebuah masjid,berhubung minat orang-orang Islam untuk menuntut ilmu-ilmu agama semakin keras,dan karena juga banyak pemeluk Islam yang datang dari luar desa Leran dengan maksud mencari ilmu atau memperdalam Agama Islam,maka Maulana Malik Ibrahim pun mendirikan pesantren Islam.
Itulah pesantren Islam pertama didirikan di Jawa,dari pesantren inilah kemudian dilahirkan banyak para muballigh yang akhirnya mereka menyiarkan agama Islam ke berbagai daerah.
Penduduk desa Leran dan para santri tentunya membutuhkan air untuk keperluan pengairan dan keperluan lainnya.Berhubung desa tersebut sering kekurangan air untuk itu,maka atas inisiatifnya Maulana Malik Ibrahim,dibuatlah sebuah saluran air yang mendapat aliran dari desa atau tempat lain.Aliran air itu dinamakan pesucian yang menjadikan desa Leran dan sekitarnya ramai karena menjadi pusat dakwah Islam dengan ulamanya yang terkenal serta dicintai rakyat,yakni Maulana Malik Ibrahim.
Hingga sekarang tempat air itu masih ada,yakni di desa yang namanya desa pesucinan.Tempat air itu berada di depan sebuah masjid kuno yang diperkirakan dibuat pada tahun 1311 saka atau tahun1389 masehi.Tempat air tersebut berupa telaga untuk mengambil air wudhu bagi orang yang sholat berjamaah di masjid tersebut.
6.Ingin mengislamkan raja Majapahit
Setelah beberapa tahun bermukim di Leran dan sekitarnya,Maulana Malik Ibrahim dapat mengetahui agak mendalam tentang masyarakat setempat.Baik tentang adat-istiadat maupun sosial budayanya.Masyarakat yang termasuk di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit,adalah sebagaimana kehidupan yang dirasuki perasaan kepatuhan dan ketundukan bersifat feodalistis dimana pun,masyarakat Jawa merupakan cermin yang mewakilinya.
Apalagi sebuah hadist Nabi Muhammad SAW.menyebutkan bahwa rakyat itu mengikuti agama yang dipeluk rajanya,hal ini tambah meyakinkan tekad Maulana Malik Ibrahim yang menyimpan cita-cita betapa cepatnya Islam ini tersebar dan dipeluk oleh masyarakat Jawa seandainya raja Majapahit berkenan memeluk agama Islam.
Keinginan itu pun disampaikan lewat surat kepada sultan kedah,sultan mahmud syah alam,agar sang sultan berkenan datang ke tanah jawa dan bersilaturahmi kepada raja Majapahit,sekaligus mengajak raja Majapahit untuk memeluk agama Islam.
Surat Maulana Malik Ibrahim itu disambut baik oleh sultan mahmud syah alam,dan beliau memang betul-betul datang ke gresik beserta putrinya.Oleh Maulana Malik Ibrahim sang putri tersebut diupayakan agar dipersunting oleh raja Majapahit.Tetapi sayang,upaya Maulana Malik Ibrahim untuk menawarkan sang puteri ini ditolak oleh raja Majapahit,sehingga harapan untuk mengislamkan raja Majapahit tersebut tidak berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar