Metode dakwahnya Maulana Malik Ibrahim
Sesampainya di desa Sembalo,dekat Leran,Maulana Malik
Ibrahim mulai hidup di tengah-tengah masyarakat Jawa dan menyimak situasi medan
dakwahnya.Setelah berhasil menyimpulkan langkah apa yang tepat untuk
dilaksanakan di dalam menyiarkan Islam,maka beberapa metode dakwah pun dipraktekkan,antara
lain ,adalah:
1.Berjualan keperluan hidup masyarakat sehari-hari
Berjualan dan berdagang bukanlah metode,tetapi sarana untuk
melaksanakan metode yang paling tepat dengan berjualan yakni mengakrabi
masyarakat.Masyarakat harus didekati dan diakrabi,hingga Maulana Malik Ibrahim
mengenal banyak orang.Mulai nama orang,keluarganya,situasi sosial ekonomi dan
kondisi kehidupannya,hobi dan wataknya serta sifat-sifatnya,bahkan hal-hal yang
agak pribadi pun diketahuinya.
Hal itu memang penting untuk usaha menyentuh hati dan
pemikiran mereka dari pintu yang mana bisa dimasuki unsur dakwah Islam.Maka
Maulana Malik Ibrahim baru menolong atau atau membantu seseorang,mengajak dan
membimbing,menasehati maupun mengingatkan seseorang,melaksanakan amar ma’ruf
nahi munkar ataupun mengajak berdialog sampai berdebat sekalipun,adalah setelah
mengetahui betul-betul kondisi seseorang.
Karena itulah beliau membuka warung di desa Romo,dan juga
didesa Sembalo,yang menyediakan barang-barang yang diperlukan masyarakat sehari-hari.Dengan
ini beliau bisa secara langsung berhubungan dengan rakyat di segala
lapisan.Dari usaha ini beliau semakin terkenal sebagai orang yang ramah,baik
hati,dan baik budi,jujur dan dapat dipercaya,suka menolong sesama manusia dan
sifat-sifat mulia lainnya yang memikat hati masyarakat.
Pedagang yang jujur memang menjadi pujian orang,dan apalagi
bila harganya lumayan relatif murah,tentunya banyak pelanggannya.Karena
berdagang dengan tujuan dakwah dan menyiarkan agama Islam,tidak semata-mata
mencari keuntungan saja,maka nama Maulana Malik Ibrahim cepat terkenal
dikalangan luas,terutama masyarakat kecil.Anggapan atau opini masyarakat
terhadap beliau inilah yang memabantu cepatnya keberhasilan dakwah Islam,karena
masyarakat lalu tertarik kepada agama yang beliau bawa itu.
2.Menjadi tabib
Apalagi beliau juga pandai mengobati berbagai macam
penyakit,hal inilah semakin mengharumkan nama beliau.Kebanyakan orang –orang
yang sakit berobat atau minta obat kepada beliau menjadi sembuh.Seorang yang
sembuh dari penyakit karena berkat diobati oleh Maulana Malik Ibrahim ,menjadi
tersebar beritanya ke seluruh kampung.Berita itu cepat tersiar dari mulut ke
mulut menyebabkan beliau menjadi orang terkenal di seantero daerah Leran Gresik
dan sekitarnya.
Apalagi didalam mengobati orang sakit itu beliau dengan
mendahului bacaan basmalah dan dengan doa-doa yang bisa didengar oleh orang
yang menyaksikannya.Hal ini menjadikan Islam semakin terkenal di tengah-tengah
masyarakat yang masih memeluk kepercayaan agama Syiwa dan Kejawen.
Juga di dalam mengobati orang sakit itu pada prinsipnya
beliau tidak memungut bayaran.Maka orang jawa menganggap beliau sebagai dewa
penolong yang diharapkan bisa menyelamatkan banyak nyawa.Hal ini menyebabkan
beliau terkenal dan sebagai tokoh karismatik yang dihormati dan disegani
masyarakat.Tak ada orang yang dendam dan curiga terhadap kehadiran
beliau,sehingga beliau sebagai sosok yang menjadi tumpuan banyak harapan.
3.Merakyat
Bukan dinamakan seorang Ulama dan muballigh,siapa yang tidak
pandai menyelami hati masyarakat yang menjadi obyek dakwahnya.Demikianlah pula
Maulana Malik Ibrahim,dengan menetapnya di desa Leran itu ia kemudian hidup di
tengah-tengah masyarakat ramai atau rakyat jelata.
Ia pun membuka warung.Dengan caranya berjualan itu ia dapat
langsung berhubungn dengan rakyat kecil.Seharian ia langsung dekat dengan
masyarakat.Sehingga masyarakat mengerti bagaimana kebaikan akhlak serta
contoh-contoh kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam yang dicerminkan oleh
pribadi Maulana Malik Ibrahim sehari-hari.
Ia rajin mempelajari bahasa rakyat atau bahasa daerah
sehingga dalam waktu yang tidak lama telah mahir dan dapat menguasai bahasa
rakyat.
Setelah bahasa daerah dikuasainya,maka Maulana Malik Ibrahim
mengajarkan agama Islam kepada penduduk setempat.Ajakannya mendapat sambutan
positip dan hangat dari penduduk yang kebanyakan merupakan rakyat jelata.Makin
lama semakin banyaklah pemeluk agama Islam di Leran dan di sekitarnya.
Berkat taktik dan sikap yang dijalankan oleh Maulana Malik
Ibrahim itu agama Islam dapat menarik perhatian rakyat.Karena Maulana Malik
Ibrahim memang pandai membawakan diri,pandai menyesuaikan diri,bersikap
merakyat dan bijaksana.
Ia tidak tinggi hati dan bersikap konfrontasi terhadap
falsafah dan pandangan hidup masyarakat.Tetapi bersikap tidak membuka front
perbedaan pendapat antara Islam dengan falsafah hindu-syiwa.Ia bersikap
hati-hati dan tut wuri handayani(mengikuti dari belakang sambil mempengaruhi)
kepada masyarakat.Taktik ini rupa-rupanya berhasil.Karena bila ia bersikap
tajam dengan spontan menentang falsafah dan pandangan hidup rakyat yang
hindu-syiwa itu,tentulah mereka lari dari dakwahnya Maulana Malik Ibrahim saat
itu.
Dengan keramah-tamahannya kepada masyarakat dan sikap rendah
dirinya itu rakyat berbondong-bondong masuk Islam.Memang demikianlah taktik
yang dijalankan Maulana Malik Ibrahim,dengan memikat rakyat jelata terlebih
dahulu,kemudian untuk minta pengakuan kepada baginda raja.Untunglah kalau nanti
fihak atasan mau memeluk agama Islam.Kalau toh tidak mau,Maulana Malik Ibrahim
telah berhasil mendapatkan pengikut.
4.Ajaran kasta hindu menguntungkan dakwahnya Maulana Malik
Ibrahim
Didalam dakwahnya kepada rakyat jelata,Maulana Malik Ibrahim
menjelaskan kepada mereka bahwa menurut ajaran Islam tidak ada perbedaan kelas.Orang
yang paling mulia di sisi Allah ialah mereka yang taqwa dan berbuat
kebaikan.Maka tidak ada perbedaaan antara yang kaya dan yang miskin,antara
orang berpangkat dan rakyat kecil,antara bangsawan dengan rakyat jelata.
Ajaran Islam itu ternyata menarik perhatian
masyarakat,karena kebanyakan penduduk Leran dan sekitarnya adalah kaum tani dan
nelayan,yang menuntut pandangan kaum hindu adalah tergolong waisya dan
sudra,termasuk kelas rendahan dan bahkan kaum yang hina.
Perlu diketahui bahwa bentuk masyarakat menurut
Brahma,artinya pembagian masyarakat menurut hindu,dibagi menjadi empat golongan
atau kasta,yakni:
1.Kasta Brahmana,adalah kastanya kaum Brahma,yang terdiri
kaum pemuka agama,yang kewajibannya hanyalah belajar dan mengajarkan agama
kepada manusia.Mereka terdiri dari kaum pendeta,guru,kadli,dan berhak menjadi
perdana menteri dalam pemerintahan.
2.Kasta Ksatria,yang terdiri dari golongan prajurit dan para
pahlawan.Tugas-tugas kasta ksatria ini adalah belajar,menyuguhkan
korban-korban,membiayai keperluan-keperluan umum,dan memanggul senjata membela
kepentingan negara.
3.Kasta Waisya,yakni terdiri dari golongan petani dan
pedagang.Tugas mereka adalah bercocok tanam,berniaga,membelanjai
perguruan-perguruan umum dan agama.
4.Kasta Sudra,adalah golongan yang paling bawah,terdiri dari
kaum pekerja dan para buruh.Tugasnya kaum sudra hanyalah satu,yakni berkhidmat
atau mengbdi kepada ketiga golongan diatas.
Kasta waisya dan sudra tidak dapat menikmati hak-hak azasi
manusia karena dipandang rendah.Terutama kasta sudra,di india(sekarang ini
juga),masih menyedihkan nasibnya.Pada bulan Oktober 1981 di India timbul berita
mengejutkan dengan masuknya hampir puluhan ribu orang-orang yang dari kasta
sudra ke dalam agama Islam,karena didalam hindu mereka dianggap hindu.
Demikianlah,dakwahnya Maulana Malik Ibrahim mendapat
sambutan rakyat kecil atau rakyat jelata karena ajaran Islam membela
kepentingan mereka.Di dalam Islam mereka menemukan kepribadiannya.Di dalam
Islam mereka merasa sebagai manusia lagi,sebagai manusia sewajarnya yang
mempunyai hak-hak yang sama dengan manusia yang lain.Mereka menjadi sederajat
dengan siapa saja.Dengan demikian maka Islamlah yang mengangkat derajat mereka
sama seperti manusia lain.
Tentu saja banyak diantara para bangsawan dan yang merasa
sebagai termasuk golongan brahmana dan ksatria tidak tahan menerima perlakuan
murid-murid Maulana Malik Ibrahim itu.Maka banyak diantara mereka yang
meninggalkan desa Leran dan sekitarnya.Pergi menyingkir diri menuju
tempat-tempat yang masih menganggap mereka sebagai orang atas.
5.Membangun masjid dan pesantren pertama di Jawa
Setelah para pengikut Islam semakin banyak,maka Maulana
Malik Ibrahim mendirikan sebuah masjid untuk berjamaah dan mengaji,memperdalam
agama Islam.
Tidak ada keterangan bahwa masjid yang dibangun Maulana
Malik Ibrahim itu merupakan masjid pertama di tanah jawa,karena mungkin
sebelumnya para tionghoa peranakan atau tionghoa Islam di sepanjang di
sepanjang pesisir utara jawa telah membuat masjid.
Kecuali membuat sebuah masjid,berhubung minat orang-orang
Islam untuk menuntut ilmu-ilmu agama semakin keras,dan karena juga banyak
pemeluk Islam yang datang dari luar desa Leran dengan maksud mencari ilmu atau
memperdalam Agama Islam,maka Maulana Malik Ibrahim pun mendirikan pesantren Islam.
Itulah pesantren Islam pertama didirikan di Jawa,dari
pesantren inilah kemudian dilahirkan banyak para muballigh yang akhirnya mereka
menyiarkan agama Islam ke berbagai daerah.
Penduduk desa Leran dan para santri tentunya membutuhkan air
untuk keperluan pengairan dan keperluan lainnya.Berhubung desa tersebut sering
kekurangan air untuk itu,maka atas inisiatifnya Maulana Malik Ibrahim,dibuatlah
sebuah saluran air yang mendapat aliran dari desa atau tempat lain.Aliran air
itu dinamakan pesucian yang menjadikan desa Leran dan sekitarnya ramai karena
menjadi pusat dakwah Islam dengan ulamanya yang terkenal serta dicintai
rakyat,yakni Maulana Malik Ibrahim.
Hingga sekarang tempat air itu masih ada,yakni di desa yang
namanya desa pesucinan.Tempat air itu berada di depan sebuah masjid kuno yang
diperkirakan dibuat pada tahun 1311 saka atau tahun1389 masehi.Tempat air
tersebut berupa telaga untuk mengambil air wudhu bagi orang yang sholat
berjamaah di masjid tersebut.
6.Ingin mengislamkan raja Majapahit
Setelah beberapa tahun bermukim di Leran dan
sekitarnya,Maulana Malik Ibrahim dapat mengetahui agak mendalam tentang
masyarakat setempat.Baik tentang adat-istiadat maupun sosial
budayanya.Masyarakat yang termasuk di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit,adalah
sebagaimana kehidupan yang dirasuki perasaan kepatuhan dan ketundukan bersifat
feodalistis dimana pun,masyarakat Jawa merupakan cermin yang mewakilinya.
Apalagi sebuah hadist Nabi Muhammad SAW.menyebutkan bahwa
rakyat itu mengikuti agama yang dipeluk rajanya,hal ini tambah meyakinkan tekad
Maulana Malik Ibrahim yang menyimpan cita-cita betapa cepatnya Islam ini
tersebar dan dipeluk oleh masyarakat Jawa seandainya raja Majapahit berkenan
memeluk agama Islam.
Keinginan itu pun disampaikan lewat surat kepada sultan kedah,sultan
mahmud syah alam,agar sang sultan berkenan datang ke tanah jawa dan
bersilaturahmi kepada raja Majapahit,sekaligus mengajak raja Majapahit untuk
memeluk agama Islam.
Surat Maulana Malik Ibrahim itu
disambut baik oleh sultan mahmud syah alam,dan beliau memang betul-betul datang
ke gresik beserta putrinya.Oleh Maulana Malik Ibrahim sang putri tersebut
diupayakan agar dipersunting oleh raja Majapahit.Tetapi sayang,upaya Maulana
Malik Ibrahim untuk menawarkan sang puteri ini ditolak oleh raja Majapahit,sehingga
harapan untuk mengislamkan raja Majapahit tersebut tidak berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar