Translate

Minggu, 11 September 2016

Sunan kalijaga (raden syahid)



Sunan kalijaga (raden syahid)

Raden syahid atau sunan kalijaga adalah anak adipati pratikno(adipati tuban).Karena pengaruh pergaulannya,dia menjadi penjudi dan begal(perampok).Ayahnya kewalahan menasehati dan memarahinya,sampai raden syahid diusir ayahnya dari istana kadipaten.
Kemudian adipati pratikno kirim berita kepada saudara iparnya(sunan ampel),minta petunjuk dan doa agar raden syahid menjadi manusia yang baik.Diberitahu pula,bahwa nama raden syahid yang baru adalah lungkojoyo.
Lalu datanglah sunan ampel bersama sunan giri ke tuban.Mereka membicarakan kenakalan raden syahid.Lalu sunan ampel meminta kepada yang hadir yaitu sunan ampel sendiri,sunan giri dan keluarga adipati pratikno untuk membaca surat yasin empat puluh kali,agar Allah menyadarkan raden syahid.
Paginya berangkatlah sunan ampel dan sunan giri ke ampel.Ditengah hutan,dicegatlah keduanya oleh Lungkojoyo(Raden syahid).Adapun sunan ampel berjalan dimuka sedang sunan giri berjalan dibeakangnya sambil membawa kitab-kitab gurunya.
Kata lungkojoyo:”Hayo serahkan barang-barangmu kepadaku,kalau tidak jiwamu akan kubunuh!”
Kata sunan ampel:”Aku tidak membawa barang.adapun barang-barangku yang sangat berharga dibawa orang yang ada dibelakangku itu”
Kata Lungkojoyo:”Awes kek,bile kata-katamu tidak betul akan kubunuh kamu”
Setelah menghadapi sunan giri berkatalah Lungkojoyo:”Hei pemuda!Serahkanlah barang kakek tadi yang kau bawa ”.
Kata Sunan giri:”Barang ini memang sangat berharga.Tetapi bila kau jual kepasar,saat ini tidak laku.”
Kata Lungkojoyo:”Coba buka!”Begitu dibuka ternyata berisi kitab-kitab.
Maka berkatalah Lungkojoyo:”Hei!Kalau begitu si kakek itu harus kubunuh!”
Kata Sunan giri:”Jangan!itu guruku.Apakah yang kau hajatkan? ”
Kata Lungkojoyo:”Saya butuh uang atau barang yang dapat kujual untuk berjudi.Sebab uangku sudah habis.Tadi malam aku kalah  berjudi .”
Kata Sunan giri:”Kalau hajatmu demikian,ikutilah perintahku.Tutuplah matamu dengan membaca amin-amin”.
Kata Lungkojoyo:”Jangan-jangan jika mata kupejamkan,kamu berdua akan lari”.
Kata sunan giri:”Tidak!aku tidak akan lari.Aku berada disampingmu,aku akan berdoa”.
Kata Lungkojoyo:”Tetapi awas jika kamu berdua lari.Kamu dan kakek akan aku bunuh.”
Sesudah sunan giri berdoa dan perintah sunan giri dotaati,pohon enau(aren=kolang-kaling) yang dimuka mereka,pohonnya menjadi perak,sedang daunnya dan buahnya menjadi emas.Lungkojoyo merasa heran dan tertarik,begitu mudahnya membikin emas dan perak.
Lalu berkatalah Lungkojoyo:”Aku hidup atau mati mau ikut kamu untuk belajar!”.
Jawab sunan giri:”Jangan mengikuti aku,Tetapi ikutilah orang tua yang  sedang dimuka itu yang mempunyai barang berharga ini.Beliaulah guruku dan mertuaku.”
Kemudian Lungkojoyo berlari mengejar sunan ampel,sambil berkata:”Kiai ,hamba mau ikut.”
Kata sunan ampel:”Bagaimana kamu?”.
Kata Lungkojoyo:”Hamba mau ikut kemana saja yang kiai kehendaki.Mati hidupku aku serahkan pada kiai”.
Kata sunan ampel:”Apa kamu kuat mengikuti jejakku?”.
Jawab Lungkojoyo:”Hamba rasa kemana dan amal apapun saja,diri hamba akan kuat.”
Kemudian Lungkojoyo berjalan dibelakang sunan ampel pulang ke ampel surabaya.
Ditengah perjalanan terhalanglah mereka sungai yang besar lagi dalam dan banyak buayanya,itulah bengawan solo.
Lalu berkatalah Lungkojoyo:”Kiai marilah kehulu sungai,disana ada perahu penyeberangan.”
Kata Sunan Ampel:”Loo bagaimana kamu.Tadi congkakmu begitu terhadap manusia.Sekarang menyebrang sungai kamu tidak berani.Kalau begitu tunggulah kamu disini,sambil menjaga tongkatku ini ”.
Lalu Lungkojoyo melihat sunan ampel dan sunan giri berjalan dipermukaan air dengan selamat dan tidak kurag suatu apapun.Maka Lungkojoyo bertambah taat dan tekunnya memangku sunan ampel.Dengan takdir Allah,Sunan ampel lupa akan lungkojoyo yang membawa tongkatnya ditepi bengawan solo sampai sewindu(delapan tahun).
Setelah sewindu sunan ampel ingat akan lungkojoyo.Lalu menyuruh sebagian santrinya untuk mencari lungkojoyo ditepi bengawan solo.Ternyata ditepi bengawan solo ditempat lungkojoyo berada,sudah ditumbuhi banyak tumbuh-tumbuhan.Sehingga lungkojoyo tidak terlihat.Setelah tumbuh-tumbuhan itu dibabati(dipotongi),barulah terlihat lungkojoyo.Karena itulah lungkojoyo disebut sunan kalijaga.
Dan ternyata raden syahid atau lungkojoyo atau sunan kalijaga dapat berjalan dipermukaan air menyeberangi bengawan solo.
Sesampai di ampel,sunan kalijaga belajar dengan tekunnya,sehingga menjadi orang alim dan mempunyai karomah.Maka beliau lalu diambil menantu sunan ampel,dikawinkan dengan chafsah.
Lalu sunan kalijaga mendirikan pesantren di kadilangu demak.Pada tahun 1463 M,Sunan kalijaga dimasukkan sebagai anggota walisongo mengganti syeikh subakir yang pulang ke persia(Iran).
Pada tahun 1465 M,beliau ikut mendirikan masjid demak,dimana beliau terkenal membuat tiang masjid dari tatal(potongan kayu jati) yang ditempelkan seakan-akan memakai lem.Adapun tulisan yang dimuka masjid”Sirna ilang kertaning bumi” adalah tahun 1400 saka atau tahun 1468 M,tahun berdirinya kerajaan demak,atau hancurnya majapahit.
Selisih tahun antara masehi dan saka ialah 68 tahun.Sunan kalijaga mempunyaai anak yang nantinya diangkat pula menjadi anggota walisongo yaitu raden said atau sunan muria.
Makam sunan kalijaga di kadilangu demak.
Cara dakwahnya beraneka cara:
1.Sunan kalijaga mempunyai ide dalam menceritakan cerita wayang(riwayat orang-orang berilmu di india) dengan wayag kulit.Disini menunjukan bahwa manusia hidup itu ada yang mengatur.Dan sebagai dalang dapat memasukan nasehat-nasehat.
2.Mengarang beberapa lagu yang bersifat nasehat diantaranya:”Sluku-sluku batok.Batoke ela elo.Siromo menyang solo.Oleh-oleh payung munto.Mak jentit lolo loba.Wong mati ora obah.Nek obah medeni bocah.”
Artinya:orang hidup itu seperti permainan batok(tempurung kelapa) yaitu keluar masuk.Mula-mula masuk kehidupan dunia lalu keluar dari kehidupan.Kemudian masuk kekuburan dan nanti keluar dari kuburan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar