Translate

Minggu, 11 September 2016

Sekelumit sejarah masjid agung sunan ampel



Sekelumit sejarah masjid agung sunan ampel

Masjid yang dibangun sunan ampel,pada tahun 1421 ini,semula dikenal dengan nama masjid ampel.Hingga detik ini bangunan aslinya yang ditangani sunan ampel ini masih terlihat kokoh.Sekarang diberi nama masjid agung sunan ampel.
Dipandang dari bentuk bangunan yang dikelola sunan ampel dan dibantu mbah shonhaji(mbah bolong),mbah sholeh serta santri-santrinya,mungkin masih berjumlah ribuan sudah sanggup menciptakan bangunan masjid yang dikagumi oleh umat manusia disegala zaman,ini adalah pernyataan para pengunjung dari dalam negeri,maupun para wisatawan luar negeri,khususnya para ahli arsitektur dan sejarah.
Ditilik dari tiang yang menyangga masjid asli yang berjumlah 16 tiang dari kayu jati,dengan panjang 17 M,lebar 0,4 M,tanpa sambungan,menimbulkan suatu kekaguman yang tidak henti-hentinya.
Bangunan masjid yang dilakukan 600 tahun yang lalu dengan jumlah pengikut yang relatif kecil dibanding pengikut agama hindu pada saat itu,khususnya di kota surabaya.Sunan ampel berhasil membangun masjid dengan ukuran: 46,80 mX44,20 m=2.068,56 M.
Hal ini menunjukan bahwa masyarakat islam yang masih tergolong minoritas sudah berkarya yang luar biasa.Sehingga merupakan kebanggan ummat islam,sebagai peninggalan sejarah yang harus dipertahankan dan dilestarikan.
Disamping itu peralatan yang dipergunakan masih sangat sederhana sekali,belum terfikir sulitnya transportasi dikala itu.Dengan peralatan apa yang dipergunakan untuk mengangkut bahan bangunan yang akan dipergunakan.Kalau dilihat dari beberapa segi ini tidak habis pikir,pembangunannya dilakukan dalam korum waktu yang relatif singkat.Ini semua tak lepas dari keistimewaan yang lebih dikenal dengan karomah dari sunan ampel.
Mengingat makin hari makin banyak penganut agama islam,sehingga masjid ini perlu diperluas.Maka pada tahun 1926 dibawah pimpinan adipati regent R.Aryo niti adiningrat diperluas :22,70 MX20,55 m=466,48 m2.
Perluasan ke III pada tahun 1954 dipimpin oleh K.H Manab Murtadlo,diperluas: 25,70 mX 50 m=1.285 m2.
Perluasan ke IV dilakukan pada tahun 1972,diperluas: 120 m X 11 m=1.320 m2.Adapun yang melakukan peletakan batu pertama:K.H Idham Chalid(Ketua DPR/MPR RI).Sedang panitia pelaksanaannya adlah :K.H Nawawi Mohammad A.Hafidz Madjid dan H.Abd.Karim.
Adapun kegiatannya antara lai yang perlu diketahui.
Kerukunan sesama muslim
Perkelahian sering terjadi karena kesalah fahaman atau mungkin karena masing-masing fihak tidak berusaha menahan nafsu untuk menghindari perkelahian dan peristiwa ini terjadi dimana-mana.
Kadangkala perkelahian ini sampai memakan korban,disebabkan akan memepertahankan diri,tanpa memeperhitungkan akibatnya,menjurus melakukan pembunuhan.Di pulau madura peristiwa itu disebut carok.
Diawal tahun 1974 peristiwa perkelahian yang memakan korban ini sudah bukan bersifat perorangan lagi,tetapi sudah meluas antar warga kota bangkalan dan warga kota sampang.
Tragedi ini sangat memprihatinkan,tiap hari timbul korban dikedua kota tersebut,juga warga kota yang berdomisili dikota surabaya.
Perdamaian diupayakan,agar peristiwa ini terhenti prakarsa masing-masing pemerintah daerah setempat belum juga berhasil.Sebagai akibat mempengaruhi roda sektor ekonomi.
1.Harga kebutuhan sehari hari terasa mlonjak,karena para pedagang kecil dipasar,para penjual buah-buahan,lauk pauk sebagian besar dilakukannya termasuk para pekerja di pelabuhan dan gudang –gudang.
2.Mempengaruhi stabilitas keamanan nasional,dikhawatirkan adanya pihak ketiga yang sengaja mengadu domba.
3.Mereka sama-sama menganut agama islam,sedang carok dilarang agama islam.
Maka bapak H.Moh.Noer,Gubernur kepala daerah Tk.I,jawa timur memprakarsai perdamaian yang dilakukan di masjid agung sunan ampel,pada tanggal 2 mei 1974,hari jumat menjelang sholat jumat.Hadir pada saat itu para tokoh dari bangkalan dan sampang,termasuk para tokoh yang berada di LP Kali sosok yang terlibat carok dikeluarkan sementara.Disaksikan para pejabat pemerintah daerah Tk.II kabupaten bangkalan dan sampang.
Alhamdulillah perdamaian itu diterima oleh kedua belah pihak,yang diakhiri dengan penyumpahan di makam sunan ampel yang dilakukan oleh K.H Muhammad Siradj dari sukolilo-bangkalan.Sejak itu tak pernah terdengar perkelahian sebagai pelampiasan dendam kedua warga kota tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar