Translate

Rabu, 10 Agustus 2016

7.Hancurnya giri dan pembunuhan terhadap 6000 ulama



7.Hancurnya giri dan pembunuhan terhadap 6000 ulama

Sultan agung mangkat pada tahun 1645,dan naik tahtalah putranya,pangeran aria prabu adi mataram,bergelar susuhunan amangkurat I(1645-1677).
Pada masa amangkurat I ini islam kehinduan telah lebih mendalam lagi,bahkan lebih tebal hindunya daripada islamnya.Raja dipandang suci dan keramat,sakti sebagai tempat memohon ampun dan kurnia.Amangkurat,artinya ialah memangku dunia,maka terhadap raja haruslah sebagaimana kita takut kepada Tuhan.
Perselisihan antara pesisir dengan pedalaman semakin parah,apabila raja telah menganggap bahwa para ulama islam katanya menghalang-halangi pengaruh keramatnya raja.Para ulama dianggap dan dituduh menentang pengaruh kehebatan dan kedahsyatan raja.Dan orang-orang yang ingin memancing dia air keruh demi keuntungannya sendiri bahkanmembisikan fitnah kepada raja,bahwa ulama islamlah yang menjadi biang keladi dari segala kekacauan di mataram.
Kehidupan amangkurat I tidak seperti saja-raja sebelumnya,tetapi semakin mewah dan semakin melupakan rakyat.Para bupati setiap tahun harus menyembah ke mataram,ketika maulud nabi.Ya...,maulud nabi,sebab sunan amangkurat I beragama islam,dan kerajaan mataram ini melanjutkan tradisi islam sejak dari demak dan pahang dahulu.
Baru satu tahun amangkurat I memerintah,telah banyak membawa korban,karena para bupati dan pembesar kerajaan atau para punggawa dan pegawai banyak yang dibunuh dan dipecat atau disingkirkan atau digeser,tanpa alasan kecuali hanyalah rasa curiga yang membayanginya.Alangkah kejamnya amangkurat I ini,sampai banyak orang yang dibunuhnya,tanpa diselidiki terlebih dahulu.Pangeran Alit(adiknya sendiri),bupati cakraningrat I dari madura(iparnya) dan 43 orang selirnya sendiri telah dibunuhnya.Mengenai selirnya yang 43 itu,mereka dituduh meracun salah satu selirnya yang tercantik,yakni ratu malang,maka selir yang 43 itu kemudian dibunuh semua.
Kecuali itu,seluruh keluarga pangeran pekik(nenek adipati anom,dan adipati anom ini adalah putranya sendiri),dan banyak yang lain lagi,semua itu dibunuh dengan kejamnya.
Tentu saja hal ini menimbulkan gelombang reaksi yang besar.Terlebih pula pembunuhan semena-mena terhadap orang-orang yang hanya dicurigai saja.Hal ini menimbulkan desas-desus terhadap raja yang tidak baik.
Kesempatan ini dipergunakan oleh para penasehat kerajaan yang benci kepada agama islam atau demak atau giri.
Rajapun dihasut,dan dilaporkan kepada amangkurat I ini bahwa yang menyebabkan dan menimbulkan rakya tidak puas dan membisikan suara-suara jelek terhadap raja adalah para ulama islam.Dan yang menyebabkan rakyat benci kepada raja juga adalah ulama islam.
Mendapat hasutan dan nasehat semacam itu,amangkurat I amat murka.Dipanggillah para ulama sebanyak 6000 orang.Mereka telah dituduh menghasut raja,dan mereka disangka pengikut giri kedaton,dan dikatakan bahwa para ulama itu mendapat ajaran dari giri yang menentang mataram.Para ulama itu kemudian digiring ke alun-alun,dan dalam satu jam saja para ulama yang berjumlah 6000 orang itu telah bergelimpangan dibunh dengan kejamnya.
Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun
Mereka telah syahid menemui Tuhannya.
Tiba-tiba muncullah trunojoyo.
Ia adalah cucu pangeran cakraningrat I yang dibunuh sunan amangkurat I itu.Ayahnya adalah seorang bangsawan madura yang juga dibunuh amangkurat I karena hanya dicurigai saja.
Dendam adipati anom,dendam trunojoyo,dendam raden kejoran(karena banyak keluarga yang dibunuh amangkurat I),semua berkumpul menjadi satu.Bertambah pula dengan dendam rakyat,bertambah lagi dengan dendam dan duka cita terhadap peristiwa pembunuhan terhadap 6000 ulama islam,dan lagi karena amangkurat telah dibantu oleh kompeni belanda,semua itu berkumpul menjadi satu.Semuanya bersepakat untuk mengangkat senjata melawan mataram.
Kecuali daripada itu semua,pangeran trunojoyo adalah seorang pemuda muslim yang taat.
Pangeran gir pun telah merestui pula.
Maka perjuangan ini dimulai di jawa timur pada tahun 1674.Seluruh madura telah menyambut trunojoyo sebagai pemimpin dan penguasa,sedangkan cakraningrat II yang juga dhalim sebagai kaki tangan mataram tu dimakzulkan oleh trunojoyo.
Seluruh madura telah dikuasai trunojoyo,dan pesisir utara jawa tengah dan jawa timur telah diletuskan oleh pangeran giri.Trunojoyo telah menyeberang ke jawa memimpin pasukan dengan gegap gempita,dibantu oleh karaeng galengsong,pahlawan islam dari makasar.
Maka pangeran giri,trunojoyo dan karaeng galengsong,mereka bertiga bahu membahu memimpin pemberontakan terhadap mataram yang dibawah pengaruh belanda itu.
Setelah dua tahun pemberontakan,mataram dengn bantuan belanda menyerang jawa timur,namun mataram dan kompeni dapat dipukul mundur.Sehingga seluruh jawa timur dikuasai trunojoyo termasuk demak dan semarang.
Namun pada tahun 1676 itu juga mataram mengikat janji dengan belanda ,padahal dulu, tahun 1646 mataram telah mengikat janji dengan kompeni belanda bahwa belanda membantu mataram,asal saja mataram melepaskan tuntutannya terhadap jakarta,padahal dahulu jakarta adalah menjadi tujuan pokok perjuangan ayahnya,sultan agung.
Tahun 1677 trunojoyo dapat masuk ke ibukota mataram,amangkurat I lari,dan akhirnya sakit ingatan dan mangkat di tegal tahun 1677.                                                                                                                                                                                                                                
Sebagai penggantinya ialah amangkurat II(1677-1703),putra mahkota.Amangkurat II ini mengikat janji lagi dengan belanda,bahwa antara lain hasilnya,wilayah jajahan belanda di jawa barat melebar sampai sungai cimanuk dan semarang.Dengan ini maka kompeni belanda menyerbu terus ke jawa timur dan pusat pemerintahan trunojoyo di kadiri.
Akhirnya trunojoyo dikepung dan menyerah kalah,kemudian setahun lagi trunojoyo ditikam oleh sunan amangkurat II,dan matilah trunojoyo.
Karaeng galengsong pun tewas karena dikhianati oleh aru palaka,raja bone.
Sekarang tinggallah pangeran giri.
Mataram dan kompeni belanda mengepung giri kedaton dan pengeran giri mempertahankan dengan segala cara.Namun akhirnya pangeran giri dapat ditangkap dan ditawan,dan akhirnya dibunuh bersama seluruh keluarganya.
Pembinasaan giri itu terjadi pada tanggal 27 April 1680.
Menurut sumber-sumber belanda,pangeran giri yang telah berusia 80 tahun itu pantang mundur,dan dikatakan sumber belanda itu bahwa pertempuran melawan giri itu adalah pertempuran yang paling sengit dan paling berdarah,karena pangeran giri yang sudah lanjut usianya itu ternyata adalah penentang yang paling gagah dan paling gigih melawan VOC dan amangkurat .Tetapi pangeran giri yang sering diberi julukan oleh VOC sebagai paus islam atau sebagai kyai jawa yang keramat itu terpaksa kalah karena keunggulan persenjataan belanda.

6.Giri pada jaman mataram



6.Giri pada jaman mataram

Waktu berjalan terus,dan perubahan-perubahan besar telah terjadi dalam sejarah.
Maulana ‘Ainul Yaqin atau prabu satmata atau sunan giri telah wafat dan dimakamkan di bukit giri,gresik.
Setelah raden fattah pun wafat pada tahun 1518,dan digantikan puteranya,pangeran sabrang lor(sultan demak II) yang memerintah tahun 1518-1521,kemudian digantikan lagi oleh adiknya yang kedua,sultan trenggono(sultan demak III) pada tahun 1521 sampai 1546.Sultan trenggono tgewas dalam peperangan di jawa timur(pasuruan), dan akhirnya karena perebutan kekuasaan wilayah antara adiwijaya dengan aria penangsang,maka menanglah adiwijaya,yakni adipati di pajang itu.
Dengan demikian maka tamatlah kerajaan demak,dan pindahlah ke pajang.Dan adiwijaya memerintah pajang mulai tahun 1546 sampai 1582.
Suatu hal yang perlu dicatat didalam perpindahan kekuasaan dari demak ke pajang(walaupun sama-sama kerajaan islam) ini ialah,bahwa semangat islamnya pajang lebih mendekat ke hindu.Adat istiadat lama,hindu-budha yang telah mendalam di daerah pedalaman itu sangat sukar dihilangkan begitu saja.Tampaklah perbedaan antara pesisir yang bersifat maritim(kebanyakan masyarakat berpandangan jauh kedepan) dengan daerah pedalaman(dimana kebanyakan masyarakatnya terlalu menggantungkan alam dan lambannya dipengaruhi falsafah hidup animisme dan dinamisme).
Maka dijaman pajang ini mulai diusahakan persesuaian antara islam dengan agama shiwa-budha,atau nafas majapahit masih ada dan berpengaruh kuat pada masyarakat.
Dengan demikian pula maka ajaran manunggaling kawula gusti atau wihdatul wujud atau ajaran ittihad kemudian menjadi ajaran resmi.
Demak atau para walipun merasakan hal ini.
Setelah pajang,kekuasaan pindahke mataram.Sutawijaya atau senopati(1586-1601) dicatat sebagai pembangun mataram islam,namun sama halnya dengan pajang,sinkretisme antara islam hindu-budha menjadi falsafah kerajaan yang resmi pula di mataram islam ini.
Demikian pula setelah senopati digantikan oleh putranya,Mas Jolang(1601-1613),ajaran kawula gusti inipun tetap resmi.
Sampai saat ini,para pengganti sunan giri di giri kedaton masih berpegang teguh kepada ajaran agama islam yang murni dan masih tetap menjaga perjalanan dan kesucian islam dari segala pengaruh atau penyelewengan paham kemusyrikan.Maka giri memandang pajang dan mataram telah tidak menjalankan dan memegang teguh ajaran islam yang sebenarnya,walaupun pajang dan mataram adalah kerajaan jawa islam.
Giri dan para ulamapun telah maklumlah akan hal ini.
Sewaktu mas jolang berkuasa,pangeran puger hanya dijadikan adipati di demak.Padahal pangeran pugerlah yang sebenarnya yang berhak menggantikan ayahny(senopati),karena pangeran puger adalah kakak mas jolang.Maka antara mas jolang dengan pangeran puger terjadi perselisihan.Kemudian mas jolang menyerang pangeran puger.Walaupun pangeran puger dibantu bupati surabaya dan mendapat dukungan dari giri,tetapi pangeran puger terpaksa mundur dan melindungkan diri ke kudus.
Walaupun demikian,setelah itu,bupati surabaya tetap menganjurkan kepada kabupaten-kabupaten yang lain untuk melawan mataram,dan timbullah pemberontakan di ponorogo,kertosono.wirosobo atau mojoagung.Pimpinan siasat perang dipegang oleh bupati surabay dan sebagai pimpinan keagamaan adalah sunan dari giri kedaton.
Setelah mas jolang mangkat(1613),kekuasaan berpindah ke tangan mas ransang,yang kemudian bergelar panembahan agung senopati ing alogo abdur rakhman atau sultan agung hanyokrokusumo.Baginda adalah seorang muslim yang baik,tetapi berhubung ilmu-ilmu keagamaan islam yang kurang mendalam,maka falsafah hidup serta falsafah keagamaannya tidak berbeda dengan raja-raja sebelumnya.
Sewaktu jaman sultan agung ini,para ulama amat lengkap sebagai penasehat-penasehat.Tetapi bagindapun tidak melupakan kenyataan,bahwa disamping islam,kepercayaan rakyat kepada paham lama masih mendalam juga.Maka bagindapun mengambil jalan tengah untuk mengkompromikan islam dengan kepercayaan lama,yang kemudian dikenal sebagai ajaran aliran tasawuf yang bercampur dengan kejawen,tetapi lebih banyak kebatinannya dan dengan resmi falsafah ini mengikuti faham manunggaling kawula gusti.
Pada zama sultan agung ini para punggawa keraton menyusun falsafah ini,sehingga antara hindu dengan islam terasa sama,tidak ada bedanya.Dan sultan agung sendiri mengarang buku yang berjudul sastra gending,adalah berisi islam kejawen atau manungaling kawula gusti.
Dengan demikain maka perbedaan paham antara pesisir dengan pedalaman semakin tajam.Dan sultan agung menundukan musuh-musuhnya kecuali kompeni belanda,juga kasultanan banten,bupati surabaya,dan beberapa daerah jawa timur,juga giri kedaton.
Saat inilah giri kedaton telah memberikan bantuannya yang nyata kepada surabaya,sewaktu surabaya mengadakan pemberontakan terhadap mataram.Bupati lasem,tuban,pasuruan,wirosobo,arisbaya di madura,sumenep,semuanya bersatu dibawah komando bupati surabaya dan sebagai penasehat tertinggi adalah sunan dari giri.
Peristiwa ini terjadi pada tahun 1615.
Kemudian berturut-turut sultan agung sendiri memimpin penyerbuan ke jawa timur,yakni pada tahun 1616,kemudian 1622,dan kemudian pada tahun 1624,dan yang terakhir ini maduralah yang takluk.
Sultan agung memang cerdik,putera saudara bupati arisbaya madura yang bernama praseno ditugaskan untuk menguasau seluruh madura,dan dinikahkan dengan keluarga sultan agung sendiri,dan diberi gelar pangeran cakraningrat yang berkedudukan di sampang.
Nah,.....,barulah setelah madura dapat dikuasai mataram,soal surabaya dan giri mudah saja.Akhirnya surabaya diserang dan takluklah,walaupun pada mulanya bupati surabaya mempertahankan dengan gigihnya.
Sultan agung tidak sultan agung lagi kalau tidak cerdik.
Bupati surabaya setelah kalah tidak dijadikan tawanan,tidak dimakzulkan,tetapi malah kedudukannya dikukuhkan sebagai bupati lagi,dan hebatnya bupati ini dikawinkan dengan putri sultan agung sendiri,ratu wandan sari.
Apakah dunia ini tidak aneh,bila bupati surabaya itu mendapat titah dari sultan agung agar supaya bupati surabaya itu mendatangi giri yakni sahabat dan gurunya.Bahkan giri adalah penasehatnya pula.Namun sunan di giri dapat bertahan dari serangan bupati surabaya itu,yakni muridnya dan sahabatnya itu.
Namun setelah bupati surabaya mundur,istri bupati maju menyerang giri kedaton dengan pakaian laki-laki,yakni dengan menyamar sebagai laki-laki.puteri wandan sari memimpin pasukan menyerang giri.Dan takluklah giri.Sunan dari giri itupun menjadi tawanan dan dibawa ke mataram.Namun tidak lama lagi beliau dipulangkan kembali ke giri dan hanya diperbolehkan memakai gelar panembahan.

5.Sunan giri menjadi raja majapahit 40 hari



5.Sunan giri menjadi raja majapahit 40 hari

Majapahit telah jatuh dengan sungguh-sungguh pada tahun 1517.Menurut babad tanah jawa,pindahlah sri majapahit itu ke bintoro demak.
Sewaktu pasukan islam sampai ke kerajaan majapahit,mereka telah mengepung kerajaan dalam masa 10 hari.Tetapi setelah pasukan islam berhasil masuk kedalam istana,ternyata raja majapahit itu telah tiada,karena telah meloloskan diri bersama para pembesar negara,atau para pengiringnya.
Beritapun bersimpang siurlah mengenai hal ini.
Menurut babad tanah jawa oleh wiryo panitro halaman 39 sampai 42 dijelaskan bahwa serangan demak itu terhadap kertabumi,dan yang menjadi panglima atau pemimpin angkatan perang demak adalah sunan ngudung dan sunan bonang,dan sebagai mahapatih majapahit waktu itu adalah gajah mada.Tentu saja berita itu bohong dan tidak benar,karena patih gajah mada telah meninggal dunia sejak tahun 1364,karena hidupnya gajah mada ialah pada jaman hayam wuruk.Kalau toh yang diserang itu adalah kertabumi,maka adalah pada tahun 1478,jadi bukankan gajah mada telah lama meninggal dunia.Saat itu prabu  bre kertabumi hilang lenyap,atau menurut babad adalah mukswa,atau miraj ke langit.Dan menurut cerita yang lain,bahwa kertabumi dibawa ke demak,bukan sebagai tawana demak,tetapi hidup bebas di istana putranya,raden fattah.
Demikianlah berita dari babad tanah jawa,dan menurut serat kandha.lain lagi beritanya,karena yang menjadi panglima perang demak itu ialah sunan kudus,bukan sunan ngudung dan sunan bonang.
Berita lain lagi,yakni menurut babad tanah jawa menjelaskan bahwa setelah majapahit jatuh itu,atas nasehat salah seorang wali,sunan giri diangkat menjadi raja di majapahit selama 40 hari.Maksudnya ialah untuk menawarkan bekas ratu-ratu majapahit.Dan setelah sunan giri menjadi raja selama 40 hari di majapahit,maka beliau menyerahka majapahit kepada raden fattah.
Bila berita ini benar,maka berarti penyerangan demak ini adalah pada tahun 1517,karena sunan giri sampai naik tahta atau bersemayam di ibukota majapahit,dan tentunya majapahit benar-benar jatuh yang paling terakhir kali.Karena bila serangan ini pada tahun 1478,yang mana dengan candra sengkala sirna hilang kertaning bumi,maka hal ini tidak sesuai dengan kenyataan bahwa setelah tahun 1478 itu majapahit masih dikuasai oleh prabu girindrawardhana(tahun 1478-1498) dan kemudian diganti oleh prabu udara yang juga menguasai majapahit antara tahun 1498-1518.
Dan lagi,bahwa setelah saat itu demak menguasai hampir seluruh tanah jawa,dan yang diangkat menjadi penglima demak adalah ki wanapala,yang bergelar patih mangkurat.Hal ini dapat diterima karena bila disesuaikan bahwa penyerangan demak itu pada tahun 1517,maka di majapahit tidak ada lagi yang menguasai,kecuali hanyalah beberapa daerah yang dahulu sebagai negeri bagian dari majapahit

4.Pengaruh sunan giri terhadap demak



4.Pengaruh sunan giri terhadap demak

Sebagaimana telah diuraikan dulu,bahwa didalam masalah mengmalkan syariat agama islam,aliran tuban berlaku lunak dan masih mengingat kepercayaan masyarakat,tetapi aliran giri sangat ekstrim dan jalan lurus,tidak mengenal kompromi dengan segala adat yang bertentangan dengan dalil agama.
Namun didalam masalah menghadapi majapahit adalah sebaliknya.Aliran giri menghadapi majapahit dengan sikap yang lunak dan toleran,walaupun menurut berita,majapahit sangat hati-hati bila menghadapi giri,tetapi aliran tuban didalam menghadapi majapahit ini agak keras.
Sewaktu sunan ampel masih hidup,beliau telah bersepakat dengan wali lainnya,seperti sunan bonang,sunan drajad,sunan kudus dan sunan giri dan sunan kalijaga untuk menjadikan bintoro demak sebagai pusat kegiatan islam dengan bentuk yang lain daripada ampel dan giri.Walaupun demikian,cita-cita untuk menyebarkan agama Allah sampai kepusat istana kerajaan menurut sunan ampel hendaklah dilakukan melalui jalan diplomasi saja,jangan sampai dengan jalan kekerasan,jangan sampai ada pertumpahan darah.
Setelah sunan ampel wafat,pandangan sunan giri terhadap majapahit agak  berubah,walaupun dulunya sunan giri itu sependapat dengan sunan ampel tentang majapahit itu.
Mengapa pandangan beliau berubah?
Sebabnya ialah karena beliau memperhatikan bahwa majapahit telah jatuh diserang oleh prabu girindrawardhana dari kaling,tahun 1478.Dengan demikian maka demak memperhatikan perkembangan dan terpaksa mempunyai perhitungan yang lain,karena sebenarnya yang berhak menjadi raja majapahit bukanlah girindrawardhana,tatapi raden fattah,putra brawijaya ke V itu.
Prof.Dr.N.J Krom memberitakan dalam bukunya,Java-ansche geschiedenis,menolak anggapan bahwa yang menyerang majapahit(yang pada waktu itu raja kertabumi atau brawijaya ke V lah yang berkuasa) adalah demak,tetapi menurut Prof. Krom tersebut,bahwa yang menyerang majapahit sampai raja kertabumi tewas adalah prabu girindrawardhana.
Demikian pula keterangan Prof.Moh.Yamin dalam bukunya Gajah Mada,bahwa raja kertabumi atau brawijaya tewas dalam keraton diserang oleh prabu rana wijaya tahun 1478,yakni bupati kadiri atau kaling.
Selanjutnya pada tahun 1498 girindrawardhana tewas diserang oleh prabu udara.
Atas itu semua,maka sunan giri berpendapat bahwa raden fattah lah yang berhak menduduki majapahit daripada girindra wardhana atau prabu udara,karena mahkota majapahit adalah pusakan ayahnya,yakni kertabumi atau brawijaya V.Maka bila raden fattah menyerang majapahit,itu bukanlah menyerang ayahnya,tetapi menyerang prabu udara yang merebut mahkota ayahnya.
Disamping itu sunan kalijaga yang memang ahli dalam bidang politik dan menjadi pemimpin bagian politik kenegaraan demak,dan sunan giri sebagai orang tua yang selalu diharapkan memberi pertimbangan dalam bidang politik telah bermusyawarah mempertimbangkan perubahan sikap pandangan demak terhadap majapahit.
Yang lebih menyakitkan hati demak ialah prabu udara,raja majapahit itu telah bersekongkol ataumengikat persahabatan dengn portugis di malaka.Tahun 1512 majapahit mengirim utusa ke malaka(portugis) dan bertemu dengan alfonso d’albuquerque,kemudian prabu udara dari majapahit itu menyerahkan hadiah 20 buah genta(gamelan),sepotong kain panjang bernama “beirami” tenunan kambayat,13 batang lembing yang diujungnya berbesi,dan sebagainya.Padahal pada tahun 1511 putra mahkota demak,patih unus telah menyerang portugis di malaka.
Itulah kata sejarah.
Maka pada tahun 1517 demak menyerang prabu udara,dan jatuhlah majapahit.Kalau sekiranya demak itu tidak cepat-cepat memberi pelajaran kepada prabu udara pada tahun 1517 itu,tentulah penjajah porugis bercokol di jawa,satu abad lebih cepat daripada datangnya belanda.
Itulah yang akan menjadi kenyataan,dan demak telah menghambat datangnya penjajahan portugis ke jawa atau indonesia.
Demikianlah,peranan sunan giri dan sunan kalijaga di dalam politik demak.Tidak hanya itu saja,raja-raja jawa tidak diperkenankan menyebutkan dirinya dengan gelar sunan atau susuhunan,karena sebutan itu adalah bagi para wali,tetapi hendaklah raja-raja jawa itu memakai gelar sultan saja,adalah atas buah pikiran sunan giri juga.
Memang dikalangan para wali,sunan giri amat disegani karena keahlian beliau dalam beberapa ilmu.Sewaktu mendirikan masjid agung demak,beliau mendapat bagian untuk menyediakan sebuah tiang atau soko. Dan sewaktu raden fattah naik takhta,beliau menjadi salah seorang menteri kerajaan demak.Dan beliaupun pernah menjadi panglima kerajaan demak dan menjadi penasehat para hulubalang kerajaan.
Dengan demikian maka amat besarlah pengaruh dan peranan sunan giri terhadap jalannya roda pemerintahan di kerajaan islam demak itu.

3.Giri diserang majapahit



3.Giri diserang majapahit

Sebagaimana yang telah diketahui pada uraian  yang dulu,bahwa dakwah islam yang dipimpin para wali itu telah mengalami kepesatan yang sangat,sehingga telah meluas kebeberapa derah pesisir utara jawa teangah dan jawa timur,dan hal ini telah dimaklumi oleh majapahit.
Perlu dicatat pula,bahwa agama islam telah  masuk kedalam istana majapahit sejak tahun 1448,dan pada saat itu majapahit diperintah oleh kertawijaya(1447-1451 M).Secara sembunyi-sembunyi telah ada beberapa orang dalam keraton yang menerima agama islam.(sanusi pane,sejarah indonesia,jilid I halaman 169).
Makin lama agama islam bahkan semakin tersiar,dan orang-orang hindu berbondong-bondong memeluk agama islam dengan kesadaran diri.
Melihat kenyataan semua itu,raja majapahit,kertabumi (menurut Dr.ruslan abdulgani dalam pembina no.25,tanggal 27 mei 1964 dikatakan bahwa raja majapahit yang menyerang itu ialah kertawijaya 1447-1451 yakni brawijaya I),berusaha untuk meghambat atau menghalang-halangi meluasnya agama islam tersiar.Bila usaha ini berhasil,artinya penyiaran agama islam bisa terbendung.
Tetapi usaha-usaha untuk membendung perkembangan agama islam itu ternyata gagal,dan itulah sebabnya maka majapahit,berusaha untuk menaklukan pusat gerakan islam,yakni giri kedaton.Pesantren giri diserbu oleh tentara majapahit dengan serangan kilat.
Pada waktu itu sunan giri sedang menulis didalamkamar,dengan sebuah kalam,yakni alat untuk menulis yang dibuat daripada ijuk pohon sagu.Sunan giripun melemparkan kalamnya ke tengah-tengah musuh yang sedang menyerang itu.(Menurut berita lain,mengatakan bahwa yang dilempar kalam oleh sunan giri adalah duta atau utusan majapahit yang sedang musyawarah dengan sunan giri,bukan tentara.)
Dengan ijin Allah,kalam sunan giri itu berubah menjadi sebuah keris yang kemudian mengamuk dan menyerbu dengab berputar-putar (munyeng) menghantam dan menusuk sana-sini kepada para tentara majapahit,sehingga akhirnya pasukan majapahit itu lari tunggang langgang mundur teratur,kembali pulang ke majapahit lagi.(menurut babad tanah jawa oleh wiryopanitro,yang memimpin pasukan majapahit didalam menyerang giri ialah lembusura dan keboharja,halaman 16).
Keris yang dulunya berasal dari kalam sunan giri yang dilemparkan ke arah musuh itu kemudian bernama keris kalam munyeng,yang sampai sekarang ini masih disimpan di giri,sebagai peninggalan barang pusaka.
Karena kegagalan serangan majapahit itu maka pada perkembangan selanjutnya antara majapahit dengan sunan ampel dan sunan giri mengadakan pendekatan dan musyawarah untuk berbaik kembali.Setelah perundingan selesai,maka berkatalah raja majapahit itu kepada sunan ampel dan sunan giri.
“Maksud agama islam dengan agama budha,bila demikian keterangan kanjeng sunan,maka adalah sama.Yang berbeda adalah cara melaksanakan ibadahnya.Maka dari itu saya tidak akan melarang dan menghalang-halangi agama islam,asal saja rakyat yang memeluk agama  islam itu, dengan keinsyafan dan kesadarannya sendiri.Dan mungkin kelak....,saya akan memeluk islam.....,”,demikian kata raja kertabumi.
Itulah berita pertama mengenai serangan majapahit.
Adapun berita kedua,majapahit menyerang lagi,tetapi pada waktu itu sunan giri telah wafat,jadi bukan serangan dari raja yang telah berjanji dengan sunan giri dan sunan ampel bahwa tidak akan menghalang-halangi tersiarnya agama islam itu,tetapi yang menyerang adalah raja pengganti kertabumi.
Berita kedua adalah sebagai keterangan berikut:
Tentara majapahit dan serangan tawon
Setelah sunan giri wafat,dendam majapahit kepada giri itupun masih belum padam juga.Sekali lagi giri diserang,tetapi berhubung beliau telah wafat,maka untuk melampiaskan dendamnya itu pasukan majapahit mengobrak-abrik pesantren giri dan makam beliau juga.Makam sunan giri akan dibongkar dan dihancurkan tulang-tulangnya.
Karena pasukan giri lebih sedikit jumlahnya,maka mereka pergi mengundurkan diri atau menyingkirkan diri sebelum pasukan majapahit sampai di giri.
Musuhpun telah sampai diluar pagar makam sunan giri.Tetapi tiba-tiba pasukan musuh itu berteriak lari tunggang-langgang karena mendapat serangan tawon yang bersarang di atas bangunan makam sunan giri.Beribu-ribu tawon telah menyerbu dan menyengat tentara majapahit.Dengan demikian maka serangan majapahit yang kedua terhadap giri ini gagal lagi.
Berita itu selanjutnya mengabarkan bahwa raden fattah,yang telah diangkat oleh raja majapahit menjadi pangeran dan menguasai wilayah bintoro itu diminta oleh raja agar dapat membantu majapahit untuk bersama-sama menaklukkan giri kedaton.Tetapi raden fattah menolaknya,dan dengan diam-diam bahkan membuat koalisi dengan tuban,giri,surabaya dan madura untuk menghadapi segala kemungkinan dari majaphit itu.
Karena tolakan raden fattah itu,maka selanjutnya raja majapahit itu kemudian mengadakan perundingan dengan giri untuk berbaik kembali.
Demikianlah peristiwa itu diberitaka oleh Prof.Dr.N.J Krom sambil mengutip Babad tanah jawi,dan diceritakan oleh Fruin-Mees sambil mengutip babad diponegoro.