10.Keanehan sewaktu berdagang ke kalimantan
Pada waktu raden paku berumur 23 tahun,ia mendapat perintah
dari ibu angkatnya,agar ikut mengawal kapal dagang milik ibu angkatnya itu.Di
dalam pelayaran kapal dagang itu yang memimpin adalah juragan yang bernama Abu
Hurairah,dan waktu itu berlayar ke pulau Banjar,Kalimantan.
Tiga buah kapal yang penuh dengan muatan menuju ke pulau
Banjar,membawa dagangan milik Nyai Gede Pinatih.Selama ini,biasanya bila segala
barang dagangan dari Jawa telah habis terjual,maka pulangnya dari Kalimantan
atau tempat dimana dagangan itu terjual,pastilah perahu-perahu itu membawa
dagangan dari Kalimantan atau tempat yang lain yang nantinya dapat dijual di
Jawa.
Kepergian raden paku itupun menurut berita disertai pula
oleh Maulana Makhdum Ibrahim.
Setelah sampai di pelabuhan Banjar,raden Paku tidak menjual
barang-barang dagangannya.Barang-barang hasil bumi dari Jawa itu kemudian hanya
diambil oleh penduduk Banjar sebagai hutang atau bon.Adapun membayarnya atau
mengembalikannya adalah setelah dalam jangka waktu sepuluh hari mulai saat
mengambil barang tersebut.Padahal selama ini tidak pernah dilakukan oleh
juragan Nyai Gede Pinatih,karena hal itu pasti merugikan dan penduduk setempat
kurang bisa dipercaya di dalam mengembalikan uang yang seharusnya mereka bayar
tersebut.Yang lebih aneh lagi ialah,raden paku membagikan sebagian
barang-barang dagangan itu kepada fakir miskin dari penduduk setempat,tentunya
dengan Cuma-Cuma.
Setelah sepuluh hari,ternyata uang-uang yang seharusnya di
bayar atau disetorkan oleh para penduduk yang bon itu tidak ada yang
masuk.Juragan Abu Hurairah semakin takut bila nanti sampai ke Jawa.
“Bila uang-uang itu tidak masuk,itulah tandanya bahwa harta
ibu saya masih bercampur dengan harta fakir miskin,tidak bersih,karena mungkin
zakat yang dikeluarkan masih kurang.Biarlah uang itu tidak kembali,karena
sebagai ganti dari zakat yang harus dikeluarkan oleh ibu angkat saya”,demikian
jawab raden paku kepada para awak kapal yang mengingatkan kana bahaya
perbuatannya.
Juragan dan para awak kapal tetap merasa takut dan
cemas.Apapun yang terjadi,dan apapun alasan yang dihaturkan kepada Nyai Gede
Pinatih,pastilah masih mendapat murka.Karena perbuatan raden paku itu sangat
aneh dan tidak masuk akal,dan hal itu adalah suatu perbuatan yang pantas
dilakukan oleh orang-orang bodoh dan hanya dikerjakan oleh orang yang akalnya
tidak waras.
Batas waktunya telah lewat.Namun uang belum ada yang
masuk.Pastilah bila kembali ke Gresik,tiga buah prahu itu tidak bisa membawa
barang dagangan dari Kalimantan.Dan Nyai Gede Pinatih pastilah murka.
Namun perbuatan yang aneh dilakukan raden paku lagi.Para
awak kapal diperintahkan oleh raden paku agar mengisi ketiga perahu itu dengan
batu-batu dan pasir-pasir pantai,agar supaya kapal atau perahu jangan
diombang-ambingkan ombak.
Maka bila kapalpenuh dengan muatan batu dan pasir,pastilah
keseimbangan badan kapal tersebut dapat mengimbangi hantaman gelombang laut.
Ini adalah suatu perbuatan aneh yang belum pernah
terjadi.Sesampainya di gresik,juragan abu hurairah melaporkan segala apa yang
telah terjadi.Nyai Gede Pinatih marah-marah terhadap kelakuakn raden paku
tersebut.Dan Nyai Gede memerintahkan agar semua barang-barang,yakni batu dan
pasir yang ada dalam kapal itu dibuang ke laut.Raden paku dikatakan sebagai
anak yang tidak tahu adat dan bodoh,anak yang tidak sehat akal fikirannya.
“Wahai,ibu,janganlah terburu-buru marah.Lebih baiklah
kiranya bila ibu memeriksa terlebih dahulu ketiga buah kapal itu”,kata raden
paku dengan lemah lembutnya kepada Nyai Gede Pinatih.
Apa yang terjadi?Nyai Gede Pinatih terperanjat dan
ternganga,karena didalam tiga buah kapal itu penuh dengan barang dagangan yang
sangat mahal dan berharga dan memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat gresik
atau orang-orang Jawa pada umumnya,seperti rotan dan lilin dan sebagainya.
Dengan langkah terbata-bata,Nyai Gede Pinatih menemui raden
paku dan mengatakan kekagumannya atas kebesaran dan kekuasaan Tuhan.Mulai saat
itu Nyai Gede Pinatih semakin insyaf dan giat menjalankan perintah
agama,semakin giat beramal shalih,melaksanakan zakat sebagaimana mestinya,juga
menyumbangkan hartanya kepada fakir miskin dan orang-orang terlantar,atau
orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.
Sekarang telah yakinlah bahwa raden paku bukan anak
sembarangan,tetapi ia bakal menjadi orang alim dan dikasihi oleh Tuhan.Bila
berbagai peristiwa-peristiwa aneh itu dihubungkan sejak ditemukanya raden paku
di tengah samudra,maka semakin yakinlah Nyai Gede Pinatih bahwa raden paku akan
menjadi seorang yang luhur akan menjadi wali Allah.
Karena keagungan dan kebesaran Tuhan yang telah menyebabkan
Nyai Gede Pinatih semakin insyaf itu,maka Nyai Gede Pinatih giat mengorbankan
harta bendanya untuk menyiarkan agama Islam.
Sebaliknya ,raden paku atau maulana ‘ainul yaqin makin tekun
menyebarkan agama Islam kepada penduduk setempat.Terlebih pula karena bantuan
moril dari Sunan Ampel dan Sunan Bonang dan bantuan materil dari Nyai Gede
Pinatih,berkembangnya agama Islam di Gresik dan sekitarnya semakin pesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar