Translate

Sabtu, 06 Agustus 2016

10.Keanehan sewaktu berdagang ke kalimantan



10.Keanehan sewaktu berdagang ke kalimantan

Pada waktu raden paku berumur 23 tahun,ia mendapat perintah dari ibu angkatnya,agar ikut mengawal kapal dagang milik ibu angkatnya itu.Di dalam pelayaran kapal dagang itu yang memimpin adalah juragan yang bernama Abu Hurairah,dan waktu itu berlayar ke pulau Banjar,Kalimantan.
Tiga buah kapal yang penuh dengan muatan menuju ke pulau Banjar,membawa dagangan milik Nyai Gede Pinatih.Selama ini,biasanya bila segala barang dagangan dari Jawa telah habis terjual,maka pulangnya dari Kalimantan atau tempat dimana dagangan itu terjual,pastilah perahu-perahu itu membawa dagangan dari Kalimantan atau tempat yang lain yang nantinya dapat dijual di Jawa.
Kepergian raden paku itupun menurut berita disertai pula oleh Maulana Makhdum Ibrahim.
Setelah sampai di pelabuhan Banjar,raden Paku tidak menjual barang-barang dagangannya.Barang-barang hasil bumi dari Jawa itu kemudian hanya diambil oleh penduduk Banjar sebagai hutang atau bon.Adapun membayarnya atau mengembalikannya adalah setelah dalam jangka waktu sepuluh hari mulai saat mengambil barang tersebut.Padahal selama ini tidak pernah dilakukan oleh juragan Nyai Gede Pinatih,karena hal itu pasti merugikan dan penduduk setempat kurang bisa dipercaya di dalam mengembalikan uang yang seharusnya mereka bayar tersebut.Yang lebih aneh lagi ialah,raden paku membagikan sebagian barang-barang dagangan itu kepada fakir miskin dari penduduk setempat,tentunya dengan Cuma-Cuma.
Setelah sepuluh hari,ternyata uang-uang yang seharusnya di bayar atau disetorkan oleh para penduduk yang bon itu tidak ada yang masuk.Juragan Abu Hurairah semakin takut bila nanti sampai ke Jawa.
“Bila uang-uang itu tidak masuk,itulah tandanya bahwa harta ibu saya masih bercampur dengan harta fakir miskin,tidak bersih,karena mungkin zakat yang dikeluarkan masih kurang.Biarlah uang itu tidak kembali,karena sebagai ganti dari zakat yang harus dikeluarkan oleh ibu angkat saya”,demikian jawab raden paku kepada para awak kapal yang mengingatkan kana bahaya perbuatannya.
Juragan dan para awak kapal tetap merasa takut dan cemas.Apapun yang terjadi,dan apapun alasan yang dihaturkan kepada Nyai Gede Pinatih,pastilah masih mendapat murka.Karena perbuatan raden paku itu sangat aneh dan tidak masuk akal,dan hal itu adalah suatu perbuatan yang pantas dilakukan oleh orang-orang bodoh dan hanya dikerjakan oleh orang yang akalnya tidak waras.
Batas waktunya telah lewat.Namun uang belum ada yang masuk.Pastilah bila kembali ke Gresik,tiga buah prahu itu tidak bisa membawa barang dagangan dari Kalimantan.Dan Nyai Gede Pinatih pastilah murka.
Namun perbuatan yang aneh dilakukan raden paku lagi.Para awak kapal diperintahkan oleh raden paku agar mengisi ketiga perahu itu dengan batu-batu dan pasir-pasir pantai,agar supaya kapal atau perahu jangan diombang-ambingkan ombak.
Maka bila kapalpenuh dengan muatan batu dan pasir,pastilah keseimbangan badan kapal tersebut dapat mengimbangi hantaman gelombang laut.
Ini adalah suatu perbuatan aneh yang belum pernah terjadi.Sesampainya di gresik,juragan abu hurairah melaporkan segala apa yang telah terjadi.Nyai Gede Pinatih marah-marah terhadap kelakuakn raden paku tersebut.Dan Nyai Gede memerintahkan agar semua barang-barang,yakni batu dan pasir yang ada dalam kapal itu dibuang ke laut.Raden paku dikatakan sebagai anak yang tidak tahu adat dan bodoh,anak yang tidak sehat akal fikirannya.
“Wahai,ibu,janganlah terburu-buru marah.Lebih baiklah kiranya bila ibu memeriksa terlebih dahulu ketiga buah kapal itu”,kata raden paku dengan lemah lembutnya kepada Nyai Gede Pinatih.
Apa yang terjadi?Nyai Gede Pinatih terperanjat dan ternganga,karena didalam tiga buah kapal itu penuh dengan barang dagangan yang sangat mahal dan berharga dan memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat gresik atau orang-orang Jawa pada umumnya,seperti rotan dan lilin dan sebagainya.
Dengan langkah terbata-bata,Nyai Gede Pinatih menemui raden paku dan mengatakan kekagumannya atas kebesaran dan kekuasaan Tuhan.Mulai saat itu Nyai Gede Pinatih semakin insyaf dan giat menjalankan perintah agama,semakin giat beramal shalih,melaksanakan zakat sebagaimana mestinya,juga menyumbangkan hartanya kepada fakir miskin dan orang-orang terlantar,atau orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.
Sekarang telah yakinlah bahwa raden paku bukan anak sembarangan,tetapi ia bakal menjadi orang alim dan dikasihi oleh Tuhan.Bila berbagai peristiwa-peristiwa aneh itu dihubungkan sejak ditemukanya raden paku di tengah samudra,maka semakin yakinlah Nyai Gede Pinatih bahwa raden paku akan menjadi seorang yang luhur akan menjadi wali Allah.
Karena keagungan dan kebesaran Tuhan yang telah menyebabkan Nyai Gede Pinatih semakin insyaf itu,maka Nyai Gede Pinatih giat mengorbankan harta bendanya untuk menyiarkan agama Islam.
Sebaliknya ,raden paku atau maulana ‘ainul yaqin makin tekun menyebarkan agama Islam kepada penduduk setempat.Terlebih pula karena bantuan moril dari Sunan Ampel dan Sunan Bonang dan bantuan materil dari Nyai Gede Pinatih,berkembangnya agama Islam di Gresik dan sekitarnya semakin pesat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar