11.Sehari nikah dua kali
Raden paku telah resmi bertunangan dengan puteri sunan Ampel
yang bernama dewi murtasiah.Hari perkawinan atau upacaraaqidpun telah
ditentukan pula.
Tetapi ada peristiwa aneh yang tidak diduga
sebelumnya.Seorang bangsawan Majapahit yang bertempat tinggal di surabaya
mempunyai nadzar,atau katakanlah sebagai pengumuman saymebara,yakni barang
siapa yang dapat mengambil buah delima yang masih tergantung di atas pohon,maka
dialah yang kana menjadi menantunya,atau akan dijodohkan dengan anak
perempuannya yang amat cantik,yaitu dewi wardah.Adapun nama bangsawan keturunan
Majapahit itu adalah Ki Ageng Bungkul
Mengapa sampai buah delima dibuat sayembara?
Konon pohon delima yang berada di dalam pekarangan rumah Ki
Ageng Bungkul itu telah membawa korban banyak orang.Setiap ada orang yang
berani memanjatnya dan mengambil buah delima itu,biasanya jatuhlah orang
tersebut dan akhirnya meninggal dunia.Entah pohon delima maacam apakah
itu,sampai segawat itu,tidak ada orang yang tahu.
Dengan tidak sengaja,raden paku lewat dibawah pohon delima
yang gawat itu.Tiba –tiba kepala raden paku kejatuhan buah delima yang masak
dari pohon yang gawat itu.Peristiwa ini kemudian dihaturkan oleh raden paku
kepada gurunya,sunan ampel,sambil memperlihatkan buah delima yang menjatuhi
kepalanya tadi.
“Sudah ditaqdirka oleh Allah bahwa engkau akan diambil
menantu oleh Ki Ageng Bungkul dan dijodohkan dengan anak perempuannya,dewi
wardah,hai raden”,kata sunan ampel kepada raden paku.
“Padahal saya akan diijabkan mendapat puteri kanjeng unan
,dewi murtasiah”,tanya raden paku dengan herannya.
“Tidak mengapa raden....,nanti setelah engkau saya ijabkan
dengan dewi murtasiah,hari itu pula engaku diijabkan lagi dengan dewi
wardah”,jawab sunan ampel.
Sungguh benar terjadi,bahwa di dalam sehari,raden paku
diijabkan dua kali,artinya sehari dinikahkan dua kali,mendapat dua istri .
Ibu angkat raden paku,Nyai Gede Pinatih amat gembira
menyaksikan peristiwa tersebut.
Di dalam cerita lain,tentang peristiwa perkawinan raden paku
sehari nikah dua kali itu diceritakan sebagai berikut:
Dengan sengaja ki Ageng Bungkul melemparkan buah delima yang
telah masak itu ke tengah aliran sungai kali mas yang mengalir membelah kota
Surabaya.Kebetulan sekali,pada pagi hari itu raden paku mandi dan mengambil air
wudhu di kali mas,karena biasanya para santri sunan ampel memag sama mandi dan
mengambil air wudhu di sungai tersebut.
Baru saja raden paku mencebur dan merendam diri dalam
sungai,tersentuhlah badannya dengan buah delima.Kemudian buah delima itu
diambilnya dan diserahkan kepada gurunya,sunan ampel.
Ki ageng bungkul kemudian menuruti aliran sungai dan mencari
siapa orangnya yang menemukanbuah delima itu.Barang siapa yang menemukan buah
delimanya itu akan dijodohkan dengan puterinya dewi wardah.
Ternyata raden pakulah yang beruntung menemukan buah delima
itu.Dan ia kemudian dinikahkan dengan dewi wardah,setelah pada hari itu pula ia
dinikahkan dengan puteri sunan ampel,dewi murtasiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar