Translate

Rabu, 10 Agustus 2016

20.Ramalan sunan giri tentang aliran kebatinan



20.Ramalan sunan giri tentang aliran kebatinan

Sunan giri mengadili siti jenar yang murtad dari ajaran islam.Ternyata siti jenar mengajarkan agama manunggaling kawula gusti atau bersatunya Tuhan dengan mahkluk,yang mana ajaran-ajaran tersebut adalah sebagai pokok dari ajaran kebatinan.Segala paham jawa yang diidentikan dengan aliran kebatinan tidak lepas dari falsafah manunggaling kawula gusti.
Akhirnya siti jenarpun dihukum pancung.
Dengan matinya siti jenar,perkara tidak selesai,faham yang sesat yang disebarkan oleh siti jenar tidak berhenti hingga saat ini.Tetapi paham ittihad,hulul,inkarnasi dan paham-paham sesat lainnya yang diajarkan siti jenar itu telah terlanjur tersebar luas dikalangan masyarakat awam.Tentu saja setelah matinya siti jenar,paham tersebut telah tertanam dihati orang awam,dan ada juga pengikut siti jenar yang menonjol.Orang ini tentulahmenjadi pemuka atau pemimpin dari orang yang mengikuti pahamnya siti jenar.
Diantara murid-murid siti jenar yangmengikuti paham yang sesat itu adalah ki ageng pengging(ki kebo kenanga),ki ageng tingkir,pangeran penggung,ki lonthang semarang,ki ageng ngerang,ki ageng butuh,ki ageng sela,ki ageng giring,dan lain-lainnya.
Diantara murid siti jenar itu, ki kebo kenanga adalah yang paling gigih dan tersohor di dalam mempertahankan ajaran dan paham siti jenar.Setelah ki ageng kenanga atau ki ageng pengging,tercatatlah ki lonthang semarang.
Ki ageng pengging adalah putra adipati andayaningrat(putera menantu raja brawijaya V) yang berdomisili di pengging.Pada mulanya ki ageng pengging telah memeluk agama islam,tetapi setelah mendapat pengaruh dari siti jenar,maka ki ageng pengging ini murtad dan akhirnya menjadi pembela ajaran siti jenar dengan fanatiknya.
Setelah adipati andayaningrat meninggal dunia,maka puteranya,ki ageng pengging ini menggantikan ayahnya menjadi bupati di pengging.Setelah siti jenar meninggal dunia dihukum pancung,maka ki ageng pengging inilah yang melanjutkan ajaran siti jenar dengan mengajarkannya kepada rakyat. Pengaruh dari bupati pengging amat besar dikalangan rakyat dan sampai-sampai dikhawatirkan akan menggoyahkan demak.Bila ulah bupati pengging dibiarkan,amaka pastilah akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan yang akan menimpa kerajaan demak dan islam,kerajaan islam demak tentulah terancam kehancuran.
Kekhawatiran demak itu beralasan sekali,karen ternyata bupati pengging telah lama tidak datang menghadap ke demak,sedangkan info-info telah masuk ke kerajaan bahwa rakyat telah terkena provokasi dari pengging.Terdengar pula kabar bahwa bupati pengging akan memisahkan diri dari demak dan mendirikan kerajaan di pengging.
Betapapun alasan pengging untuk tidak setuju kepada demak,naik karena alasan membalas dendam atau menuntut bela atas kematian siti jenar,ataupun karena alasan rebutan kursi dan kedudukan atau rebutan wilayah,ataupun karena sentimen agama dan sebagainya,namun semua itu adalah jelas mengancam kerajaan demak.Maka para walipun bermusyawarah tentang kasus pengging.Terlebih pula bupati pengging ini masih kerabat dekat dengan majapahit,maka demak haruslah bertindak cepat terhadap pengging.
Usaha untuk memanggil ki ageng pengging ke ibukota tidak berhasil.Bahkan para utusan demak diajak berdebat tentang masalah ideologi.Sepulangnya para utusan demak itu disiarkanlah kepada rakyat bahwa utusan wali kalah debat dengan ki ageng pengging.
Utusan terakhir demak diberitahu oleh bupati pengging bahwa setelah tiga tahun kemudian bupati pengging baru akan bersedia menghadap demak.Tetapi setelah waktu yang diminta pengging habis,bupati pengging tetap tidak mau datang.Maka datanglah sunan kudus beserta tujuh orang pengiringnya ke pengging.Bupati pengging setelah didatangi sunan kudus itu tetap menolak tidak mau menghadap ke demak untuk mempertanggung jawabkan segala tindakannya.Akhirnya setelah mengalami perdebatannya dengan sengit dengan sunan kudus,bupati pengging itupun dijatuhi hukuman pancung oleh sunan kudus seketika itu juga.
Bupati pengging telah mati.Dan para wali tealh agak lega sedikit karena ancaman ideologi sesat dari ajaran siti jenar telah dipotong pula.Namun peristiwa itupun masih ada kelanjutannya lagi.
Pada suatu hari,sunan giri duduk termenung.Istri beliau pun bertanya kepada sunan giri,”ada apa gerangan wahai kanda,sampai kakanda termenung demikian?” demikian tanya istri sunan giri pada suatu hari.
“Wahai adinda,saya berdiam diri ini adalah sedang merasakan perubahan jaman yang akan datang.Nanti akan terjadi banyak orang-orang yang mengaku bisa mendapatkan wahyu dari Tuhan Allah,tetapi sebenarnya mereka itu telah jauh dan meninggalkan ajaran agama.Menurut perasaanya,mereka itu telah mendapat ilmu kesempurnaan,tetapi jika diperintahkan mendirikan sholat,katanya mereka telah mendirikan sholat dhaim dan mengakui telah mendapat tahu segala sesuatu dengan pasti.Orang demikian itu adalah yang tergelincir ilmunya,dan gurunya digoda oleh iblis,maka muridnya mejadi keranjingan.”
Kata sunan giri selanjutnya,”Berpuasa pun mereka tidak mau,katanya tindak tanduknya seudah baik,tak perlu berpuasa.Sikap demikian ini sebenarnya sikap orang budha,adinda.Padahal saya dan sunan ampel ini bertugas untuk mengislamkan orang jawa.”
“Akan muncullah besok,guru ilmu yang merasa bahwa dirinya mengunguli ilmunya,artinya merasa telah mendapatkan wangsit(wahyu) dari Tuhan.Itulah kemudian dijadikan kitab pedoman.Banyak tempat yang dijadikan pusat pengajarannya,seperti singajaya,singawela,sumaraga,kimas jayaraga,dan sebagainya.”
Demikianlah antara lain ramalan sunan giri.
Ramalan sunan giri yang terdapat dalam babad tanah jawa itu telah terjadi.Apakah sunan giri meramal dengan berpedoman atas peristiwa-peristiwa yang tealh terjasi saat itu,yakni tersebarnya ajaran sesat dari siti jenar dan ki ageng pengging dkk.yang memang wajarlah kalau mempunyai buntut,ataukan sunan giri menyatakan rasa kekhawatirannya terhadap ajaran yang berbahaya itu akan muncul lagi pada masa yang akan datang.Kita kurang begitu mengetahuinya.Namun yang jelas,bila orang telah arif,segala perkiraannya mengenai masa yang akan datang bisa juga tepat. Hal ini tentulah disesuaikan dengan apa yang telah terjadi dan dihubungkan dengan hukum alam atau pengalaman yang telah lalu.Seperti juga terhadap siti jenar,yang walaupun ia telah memeluk islam dan telah diangkat menjadi wali oleh para wali,namun ajaran lama yang diyakininya sebelum menjadi orang islam muncul kembali.Tentu saja tidak mustahil bahwa ajaran siti jenar yang tealh tersebar luas dalam masyarakat itu akan muncul lagi dengan bentuk baru,dengan versi baru dan seribu satu macam bentuk yang serupa.Dan ambisi manusia tidak dapat diduga,maka tentulah terjadi ada pribadi-pribadi yang ingin menjadi tokoh rohani,tokoh kebatinan atau kepercayaan yang diikuti oleh masyarakat.
Dikhawatirkan oleh sunan giri bahwa terdapat orang yang mengaku mendapat wahyu atau wangsit dari Tuhan.Karena bila ingin mempunyai atau menciptakan ajaran-ajaran yang baru,tentulah sang tokoh harus mendapatkan ilham,wangsit atau wahyu,entah dari siapa wangsit yang didapat.Dan ternyata telah terbukti dalam sejarah kebatinan dan kepercayaan,bahwa banyak orang yang telah mengakui dirinya telah mendapatkan wangsit dari Tuhan.Dan dengan sendirinya wangsit dari Tuhan itu menjadi ajaran atau menjadi suatu bentuk dogma yang ritus.Dengan demikian setiap kepala mempunyai ajaran sendiri.Setiap tokoh atau guru mempunyai ajaran dan dogma sendiri.Dan lahirlah beberapa aliran kebatinan.
Kemudian tentang tempat-tempat yang menjadi pusat pengajarannya yang tealh disebutkan oleh sunan giri itu ada kalanya disebutkan oleh sunan giri itu ada kalanyadisebutkan sebagai tokohnya.Namun dengan menyebutkan tempat atau tokohnya itu dapat diambil tafsir bahwa tempat dan tokoh itu menunjukkan nama perkumpulannya,meskipun hanya sebagai kiasan atau sanepa saja.
Dalam jangka pendek setelah bupati pengging dipancung telah terjadi apa yang dikhawatirkan oleh sunan kudus dan sunan giri.Anak ki ageng pengging yang bernama mas karebet atau adiwijaya ining melaksanakan dendamnya atas kematian ayahnya.Pada suatu saat mas karebet dapat menaklukkan demak dan kemudian mendirikan kerajaan pajang.Sejak jaman pajang inilah mulai terkenal,suatu istilah yang sampai sekarang popular yakni kejawen,yaitu paham yang mengawinkan antara islam dengan hindu-budha,atau memang sebagai ajaran kebatinan yang disebut kejawen asli.
Seterusnya kerajaan pajang yang berdiri selama 36 tahun lamanya dan bersifat agak budh-hindu itu,setelah jaman sutowijoyo naik tahta,maka bergantilah berdiri kerajaan mataram yang islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar