18.Siapakah Nyai gede pinatih
Nyai gede pinatih,ibu angkat,sunan giri juga dinamakan nyai
gede maloka,dan menurut babad tanah jawa oleh wiryopanitro,cetakan kedua
halaman 4,disebut nyai ageng tandes.Menurut kisah didalam babad itu tidak
diceritakan dari mana asal usul dan siapakah nyai gede pinatih atau nyai ageng
tandes itu.
Adapun menurut babad tanah jawa edisi meinsma dikisahkan
bahwa konon,raja blambangan mempunyai seorang abdi yang bernama ki
samboja.Karena pada suatu hari ki samboja mendapat murka dari raja
blambangan,maka ia diusir dan pergi meninggalkan blambangan.Ia pergi
mengabdikan diri ke kerajaan Majapahit,dan permohonannya itu ternyata
dikabulkan oleh raja Majapahit.Ki samboja kemudian diberi hadiah ganjaran dan
berkedudukan di Gresik.
Setelah ki samboja meninggal dunia,maka ia meninggalkan
seorang isteri yang kaya raya,dan kemudian menjadi pedagang dan majikan yang
sangat kaya.Janda ki samboja inilah yang kemudian menjadi ibu angkat sunan
giri,terkenal juga dengan nama nyai samboja,atau dalam cerita lain bernama nyai
gede pinatih.
Babad tanah jawa edisi meinsma mengatakan bahwa ayah raden paku
bernama syeikh wali lanang dan berasal dari negeri juldah,tetapi babad tanah
jawa oleh wiryopanitro dikatakan bahwa ayah raden paku bernama kyai ishak,namun
dalam bagian yang lain mengatakan bahwa kyai ishak mempunyai putera bernama
syeikh wali lanang dan syeikh wali lanang mempunyai putera lagi bernama sang prabu satmata atau
sunan giri.
Demikian perbedaan keterangan dalam cerita babad,dan sampai
sekarang belum ada para ahli yang menyelidiki atau menelitinya.
Suatu pendapat yang ditulis oleh Amen budiman di dalam
harian suara merdeka semarang tanggal 3 maret 1976 menjelaskan bahwa nyai gede
pinatih adalah seorang bangsa tionghoa.Penjelasan Amen Budiman tersebut berasal
dari keterangan Tan Yeok,seorang sinolog dari south sea society singapura dalam
sebuah karyanya yang berjudul ”Chinese Element In the islamisation of south
east asia – a study of the strange story of nyai gede pinatih,the grand lady of
gresik” yang dimuat dalam majalah “Proceedings”
edisi tahun 1963.
Laporan tersebut mengatakan bahwa berdasarkan sumber-sumber
sejarah dari dinasti ryukyu yang terkenal dengan nama lih tai pao
ann,ternyatalah bahwa nyai gede pinatih adalah seorang tionghoa,masih keturunan
dari shih chin ching,seorang tuan besar di Palembang.
Setelah runtuhnya kerajaan sriwijaya palembang,di daerah itu
kemudian muncul seorang bangsa tionghoa
yang bernama chen chu yi,dan kemudian atas bantuan seorang laksamana tiongkok
yang beragama islam yang bernama cheng ho,kedudukan chen chu yi yang kaya itu
diganti oleh shih chin ching.
Kedudukan apakah yang dibicarakan ini?Yakni kedudukan
sebagai penguasa masyarakat yang mempunyai status sosial yang kuat dan diakui
sebagai penguasa yang sah dari istana dinasti Ming.
Setelah Shih Chin Ching meninggal dunia,ia digantikan oleh
anaknya yang kedua,dan anaknya yang pertama adalah seorang perempuan yang
bernama pi na ti.Pi na ti in kemudian pergi ke jawa dan berhasil diangkat oleh
raja majapahit menjadi seorang syah bandar di gresik.Pada waktu itu jabatan
syah bandar adalah sangat memungkinkan seseorang menjadi seorang yang
kaya,karena kecuali sebagai penghubung antara penguasa (majapahit) dengan para
pedagang asing,juga berkuasa menarik bea kapal yang berlabuh dan biaya-biaya
lain.
Syahbandar gresik yang bernama pi na ti ini lah yang
kemudian bernama nyai gede pinatih.
Demikian uraian sarjana tan yeok yang kemudian ditulis oleh
Amen Budiman.Dan sampai dimanakah kebenaran dari teori dan penyelidikan
tersebut,ternyata belum mendapat tanggapan dari ahli atau para sarjana dari
indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar