9.Maulana ‘Ainul Yaqin
Atas nasehat Syeikh Maulana Ishak itu,kedua pemuda itupun
menurutinya.Dengan tekun keduanya belajar berbagai ilmu agama Islam,baik kepada
Syeikh Maulana Ishak ataupun kepada guru-guru yang lainnya.
Telah tiga tahun kedua pemuda itu belajar dan berbagai
masalah agama telah dikuasainya dengan mahir.Kiranya ilmu yang dimiliki itu
telah cukup bila untuk diamalkan bagi dirinya sendiri ataupun untuk disiarkan
kepada masyarakat,ilmu yang telah disauk itu telah memadailah.
Terutama ilmu tauhid dan tasawu,raden paku sangat
mendalaminya.Kebetulan banyak para ulama dari tanah persia dan baghdad dan dari
tanah india yang membuka pengajaran disitu,yaki pasai atau malaka.Para ahli
tasawuf atau mutashawifin itupun benar-benar menjiwai di dalam amal perbuatannya
sehari-hari,sehingga terkesan di hati raden paku.
Raden pakupun kecuali tekun didalam belajarnya,juga
kehidupannya sehari-hari terpengaruh atas ilmu yang dimilikinya itu.Karena
pandai dan cerdasnya,maka banyak yang mengatakan bahwa raden paku dianugerahi
ilmu laduni oleh Allah.Maka sewaktu muda saja,telah tampak sebagai orang yang
alim dan khusyuk,berpribadi dan berwibawa.Matanya yang bersinar,sesuai dengan
ilmunya yang dalam,dan terutama bila menanggappi suatu masalah,tampak wajahnya
sebagai seorang yang bersifat pemimpin dan agung.
Atas semua yang dimiliki raden paku itu, yakni baik ilmu
agama atau kepribadian yang bersinar,maka salah seorang gurunya memberi nama
raden paku dengan sebutan yang sebenarnya diberikan kepada orang yang telah
tua,yakni “Maulana ‘Ainul Yaqin”.
Setelah dirasa cukup,maka Syeikh Maulana Ishak mengijinkan
kedua pemuda itu pulang kembali ke tanah Jawa.
Makhdum Ibrahim berhenti di Tuban dan menyiarkan agama Islam
di kota tersebut,dan akhirnya terkenal dengan sebutan sunan Bonang.
Raden paku atau maulana ‘Ainul yaqin kembali ke tempat
asalnya di gresik,yaitu tempat ibu angkatnya,Nyai Gede Pinatih.Raden Paku
kemudian ikut membantu ibu angkatnya di dalam usaha perdagangannya.Adapun soal
kakeknya yang menganiaya kedua orang tuanya,hal itu memang telah diserahkan
kepada Allah saja,sesuai pula dengan nasehat yang diterima dari gurunya,yaitu
sunan Ampel di surabaya tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar