Translate

Sabtu, 06 Agustus 2016

9.Maulana ‘Ainul Yaqin



9.Maulana ‘Ainul Yaqin

Atas nasehat Syeikh Maulana Ishak itu,kedua pemuda itupun menurutinya.Dengan tekun keduanya belajar berbagai ilmu agama Islam,baik kepada Syeikh Maulana Ishak ataupun kepada guru-guru yang lainnya.
Telah tiga tahun kedua pemuda itu belajar dan berbagai masalah agama telah dikuasainya dengan mahir.Kiranya ilmu yang dimiliki itu telah cukup bila untuk diamalkan bagi dirinya sendiri ataupun untuk disiarkan kepada masyarakat,ilmu yang telah disauk itu telah memadailah.
Terutama ilmu tauhid dan tasawu,raden paku sangat mendalaminya.Kebetulan banyak para ulama dari tanah persia dan baghdad dan dari tanah india yang membuka pengajaran disitu,yaki pasai atau malaka.Para ahli tasawuf atau mutashawifin itupun benar-benar menjiwai di dalam amal perbuatannya sehari-hari,sehingga terkesan di hati raden paku.
Raden pakupun kecuali tekun didalam belajarnya,juga kehidupannya sehari-hari terpengaruh atas ilmu yang dimilikinya itu.Karena pandai dan cerdasnya,maka banyak yang mengatakan bahwa raden paku dianugerahi ilmu laduni oleh Allah.Maka sewaktu muda saja,telah tampak sebagai orang yang alim dan khusyuk,berpribadi dan berwibawa.Matanya yang bersinar,sesuai dengan ilmunya yang dalam,dan terutama bila menanggappi suatu masalah,tampak wajahnya sebagai seorang yang bersifat pemimpin dan agung.
Atas semua yang dimiliki raden paku itu, yakni baik ilmu agama atau kepribadian yang bersinar,maka salah seorang gurunya memberi nama raden paku dengan sebutan yang sebenarnya diberikan kepada orang yang telah tua,yakni “Maulana ‘Ainul Yaqin”.
Setelah dirasa cukup,maka Syeikh Maulana Ishak mengijinkan kedua pemuda itu pulang kembali ke tanah Jawa.
Makhdum Ibrahim berhenti di Tuban dan menyiarkan agama Islam di kota tersebut,dan akhirnya terkenal dengan sebutan sunan Bonang.
Raden paku atau maulana ‘Ainul yaqin kembali ke tempat asalnya di gresik,yaitu tempat ibu angkatnya,Nyai Gede Pinatih.Raden Paku kemudian ikut membantu ibu angkatnya di dalam usaha perdagangannya.Adapun soal kakeknya yang menganiaya kedua orang tuanya,hal itu memang telah diserahkan kepada Allah saja,sesuai pula dengan nasehat yang diterima dari gurunya,yaitu sunan Ampel di surabaya tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar