Translate

Sabtu, 06 Agustus 2016

16.Sebagai hakim dalam perkara siti jenar



16.Sebagai hakim dalam perkara siti jenar

Di dalam masalah siti jenar, ada perbedaan pendapat antara para ahli.Sebagian mengatakan bahwa tokoh dan peristiwa siti jenar itu benar-benar terjadi dalam sejarah,dan sebagian para ahli mengatakan bahwa figur dan peristiwa siti jenar itu hanyalah fiktif belaka.
Mereka mengatakan bahwa peristiwa siti jenar hanyalah khayalan,dan siti jenar hanyalah tokoh yang di ada kan saja,untuk menyatakan pertentangan faham antara tasawuf yang berfaham wihdatul wujud dengan faham tasawuf yang benar-benar sunnah rasul.Faham wihdatul wujud atau ittihad,atau tahallul yang dalam falsafah kejawen dinamakan manunggaling kawula gusti, adalah sesat.Tuhan (Gusti) adalah bersatu (Manunggal) dengan mahkluk (kawula), dan tentunya falsafah ini adalah kufur.Maka cerita siti jenar di ada kan karena untuk memperingatkan kepada masyarakat bahwa ajaran manunggaling kawula gusti itu sesat dan membahayakan kepada ajaran tauhid.Demikian pendapat yang lain.
Lepas dari itu semua,lepas dari masalah pro dan kontra tentang adanya atau tidak adanya cerita siti jenar,nyatanya cerita tersebut telah meluas di kalangan masyarakat bahkan di seluruh indonesia.Dan ternyata dalam buku-buku riwayat atau babad atau sejarah,cerita siti jenar tidak lepas dari cerita para wali.
Juga sunan giri,beliau sangat berperan dalam masalah atau cerita siti jenar ini,.Beliaulah yang menjadi hakim di dalam mengadili perkara siti jenar yang dianggap bersalah oleh para wali karena mengajarkan ajaran yang menyeleweng dari tauhid Islam itu.
Agak sedikit perlu dijelaskan disini,bahwa dalam salah satu versi cerita siti jenar adalah,bahwa ia adalah putra raja pendeta(ya raja ya pendeta) dari cirebon yang bernama resi bungsu.Siti jenar durhaka kepada ayahnya(yakni raja resi bungsu), dan ia dikutuk dan diusir dari negaranya.Di dalam pengembaraannya itu siti jenar bertemu dengan sunan bonang dan sunan kalijaga, dan atas kesadarannya sendiri,siti jenar memeluk agama islam setelah mendapat keterangan tentang agama Islam dari kedua wali tersebut.
Pada suatu masa,siti jenar telah diakui sebagai salah satu wali yang mengajarka agama Islam.Tetapi karena telah agak lama ia tidak hadir di dalam setiap pertemuan para wali di demak,maka banyak para wali yang menanyakan tentang ketidak hadiran siti jenar tersebut.Ternyata menurut laporan bahwa siti jenar telah mengajarkan falsafah ketuhanan yang menyimpang dari ajaran islam, yakni falsafah manunggaling kawula gusti,atau tahallul,atau wihdatul wujud yang sangat membahayakan kepercayaan tauhid itu.
Allah adalah ingsun(aku),suksma(nyawa,rukh),hurip(hidup) dan cipta.Syariat tiada berguna,karena yang ada hanyalah hakikat dan kasunyatan,maka tidak perlu mengamalkan syariat islam,dan sholat adalah sholat daim mulat sarira.
Itulah antara lain ajaran siti jenar.
Sunan kalijagapun mengusulkan kepada sunan giri agar siti jenar dipanggil untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah diperbuat.
“O......santri kodrat dan malang sumirang ! syeikh siti jenar tidak ada.Yang ada hanyalah Allah.Maka kembalilah engkau ke demak”,demikian jawab siti jenar terhadap kedua orang santri utusan sunan giri.
Kedua utusan demak dari sunan giri itupun kembali dan melaporkan kepada para wali tentang jawaban siti jenar itu.Kedua santri itupun diutus oleh sunan giri kembali untuk mengundang siti jenar,dan nanti agar “Allah” saja yang diharapkan datang ke demak.
“Allah tidak ada,yang ada hanyalah siti jenar.Maka kembalilah ke demak!”,demikian jawab siti jenar kepada kedua utusan sunan giri .
Itulah bila ajaran manunggaling kawula gusti diyakini,antara Tuhan dengan diri manusia telah bersatu menjadi satu,maka tidak ada manusia,tida ada Tuhan, yang ada hanyalah hakekat.
Namun sunan giri tidak kehabisan akal.Beliau kemudian memerintahkan santri kodrat dan malang sumirang agar memanggil siti jenar dan Tuhan yang menurut siti jenar sendiri telah bersatu di dalam dirinya, agar kedua-duanya dipanggil untuk datang ke demak.Dan ternyata siti jenar setelah diundang dengan nama “siti jenar dan Allah bersama-sama dimohon agar sudi datang ke demak”,maka datanglah siti jenar ke demak ,menghadap persidangan para wali.
Sesampainya di demak,timbullah perdebatan antara siti jenar dengan para wali.Siti jenar tidak surut dari pendiriannya,dan bahkan mempropagandakan ajaran akwula gusti kepada para wali.
Rupa-rupanya sit jenar tidak bisa meninggalkan ajaran hindu yang telah dipeluknya sejak ia berada di negaranya dahulu,sebelum diusir oleh orang tuanya.Pantaslah bila ajaran kawula gusti itu muncul kembali pada diri siti jenar setelah ia memeluk agama islam,karena mungkin ajaran yang kufur itu telah mendarah daging dan melengket di sanubarinya.
Proses dan pertimbangan para wali yang matang.Kecuali ajaran tersebut membahayakan ajaran tauhid,juga membahayakan kerajaan,karena ternyata menurut penyelidikan,dan kenyataan,bahwa para murid siti jenar telah sering terlibat perdebatan dengan pihak santri sunni.Dan ternyata pula telah sinyalir bahwa dari fihak klik siti jenar akan mengadakan pemberontakan atau memisahkan diri dari demak.
Karena pertimbangan-pertimbangan tersebut,maka sidang yang dipimpin sunan giri pun memutuskan bahwa siti jenar dihukum bunuh.
Hanya Tuhanlah Yang Maha Tahu.
Pesarean sultan raden patah demak
Pada waktu beliau penguasa/raja dari kerajaan islam di demak,sunan giri mempunyai kedudukan penting didalam mengendalikan politik pemerintahan demak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar