16.Sebagai hakim dalam perkara siti jenar
Di dalam masalah siti jenar, ada perbedaan pendapat antara
para ahli.Sebagian mengatakan bahwa tokoh dan peristiwa siti jenar itu
benar-benar terjadi dalam sejarah,dan sebagian para ahli mengatakan bahwa figur
dan peristiwa siti jenar itu hanyalah fiktif belaka.
Mereka mengatakan bahwa peristiwa siti jenar hanyalah
khayalan,dan siti jenar hanyalah tokoh yang di ada kan saja,untuk menyatakan
pertentangan faham antara tasawuf yang berfaham wihdatul wujud dengan faham
tasawuf yang benar-benar sunnah rasul.Faham wihdatul wujud atau ittihad,atau
tahallul yang dalam falsafah kejawen dinamakan manunggaling kawula gusti,
adalah sesat.Tuhan (Gusti) adalah bersatu (Manunggal) dengan mahkluk (kawula),
dan tentunya falsafah ini adalah kufur.Maka cerita siti jenar di ada kan karena
untuk memperingatkan kepada masyarakat bahwa ajaran manunggaling kawula gusti
itu sesat dan membahayakan kepada ajaran tauhid.Demikian pendapat yang lain.
Lepas dari itu semua,lepas dari masalah pro dan kontra
tentang adanya atau tidak adanya cerita siti jenar,nyatanya cerita tersebut
telah meluas di kalangan masyarakat bahkan di seluruh indonesia.Dan ternyata
dalam buku-buku riwayat atau babad atau sejarah,cerita siti jenar tidak lepas
dari cerita para wali.
Juga sunan giri,beliau sangat berperan dalam masalah atau
cerita siti jenar ini,.Beliaulah yang menjadi hakim di dalam mengadili perkara
siti jenar yang dianggap bersalah oleh para wali karena mengajarkan ajaran yang
menyeleweng dari tauhid Islam itu.
Agak sedikit perlu dijelaskan disini,bahwa dalam salah satu
versi cerita siti jenar adalah,bahwa ia adalah putra raja pendeta(ya raja ya
pendeta) dari cirebon yang bernama resi bungsu.Siti jenar durhaka kepada
ayahnya(yakni raja resi bungsu), dan ia dikutuk dan diusir dari negaranya.Di
dalam pengembaraannya itu siti jenar bertemu dengan sunan bonang dan sunan
kalijaga, dan atas kesadarannya sendiri,siti jenar memeluk agama islam setelah
mendapat keterangan tentang agama Islam dari kedua wali tersebut.
Pada suatu masa,siti jenar telah diakui sebagai salah satu
wali yang mengajarka agama Islam.Tetapi karena telah agak lama ia tidak hadir
di dalam setiap pertemuan para wali di demak,maka banyak para wali yang
menanyakan tentang ketidak hadiran siti jenar tersebut.Ternyata menurut laporan
bahwa siti jenar telah mengajarkan falsafah ketuhanan yang menyimpang dari
ajaran islam, yakni falsafah manunggaling kawula gusti,atau tahallul,atau
wihdatul wujud yang sangat membahayakan kepercayaan tauhid itu.
Allah adalah ingsun(aku),suksma(nyawa,rukh),hurip(hidup) dan
cipta.Syariat tiada berguna,karena yang ada hanyalah hakikat dan
kasunyatan,maka tidak perlu mengamalkan syariat islam,dan sholat adalah sholat
daim mulat sarira.
Itulah antara lain ajaran siti jenar.
Sunan kalijagapun mengusulkan kepada sunan giri agar siti
jenar dipanggil untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah diperbuat.
“O......santri kodrat dan malang sumirang ! syeikh siti
jenar tidak ada.Yang ada hanyalah Allah.Maka kembalilah engkau ke
demak”,demikian jawab siti jenar terhadap kedua orang santri utusan sunan giri.
Kedua utusan demak dari sunan giri itupun kembali dan
melaporkan kepada para wali tentang jawaban siti jenar itu.Kedua santri itupun
diutus oleh sunan giri kembali untuk mengundang siti jenar,dan nanti agar
“Allah” saja yang diharapkan datang ke demak.
“Allah tidak ada,yang ada hanyalah siti jenar.Maka
kembalilah ke demak!”,demikian jawab siti jenar kepada kedua utusan sunan giri
.
Itulah bila ajaran manunggaling kawula gusti diyakini,antara
Tuhan dengan diri manusia telah bersatu menjadi satu,maka tidak ada
manusia,tida ada Tuhan, yang ada hanyalah hakekat.
Namun sunan giri tidak kehabisan akal.Beliau kemudian
memerintahkan santri kodrat dan malang sumirang agar memanggil siti jenar dan
Tuhan yang menurut siti jenar sendiri telah bersatu di dalam dirinya, agar
kedua-duanya dipanggil untuk datang ke demak.Dan ternyata siti jenar setelah
diundang dengan nama “siti jenar dan Allah bersama-sama dimohon agar sudi
datang ke demak”,maka datanglah siti jenar ke demak ,menghadap persidangan para
wali.
Sesampainya di demak,timbullah perdebatan antara siti jenar
dengan para wali.Siti jenar tidak surut dari pendiriannya,dan bahkan
mempropagandakan ajaran akwula gusti kepada para wali.
Rupa-rupanya sit jenar tidak bisa meninggalkan ajaran hindu
yang telah dipeluknya sejak ia berada di negaranya dahulu,sebelum diusir oleh
orang tuanya.Pantaslah bila ajaran kawula gusti itu muncul kembali pada diri
siti jenar setelah ia memeluk agama islam,karena mungkin ajaran yang kufur itu
telah mendarah daging dan melengket di sanubarinya.
Proses dan pertimbangan para wali yang matang.Kecuali ajaran
tersebut membahayakan ajaran tauhid,juga membahayakan kerajaan,karena ternyata
menurut penyelidikan,dan kenyataan,bahwa para murid siti jenar telah sering terlibat
perdebatan dengan pihak santri sunni.Dan ternyata pula telah sinyalir bahwa
dari fihak klik siti jenar akan mengadakan pemberontakan atau memisahkan diri
dari demak.
Karena pertimbangan-pertimbangan tersebut,maka sidang yang
dipimpin sunan giri pun memutuskan bahwa siti jenar dihukum bunuh.
Hanya Tuhanlah Yang Maha Tahu.
Pesarean sultan raden patah demak
Pada waktu beliau penguasa/raja dari kerajaan islam di demak,sunan
giri mempunyai kedudukan penting didalam mengendalikan politik pemerintahan
demak
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar