8.Bertemu dengan ayah
Raden paku sangat akrab bersahabat dengan putera sunan ampel
yang bernama raden maulana makhdum ibrahim,yang kemudian bernama sunan
bonang.Kedua pemuda itu bagaikan dua saudara kandung saja,apalagi umurnya
hampir sebaya.Oleh sunan ampel,raden pakupun dianggap sebagai keluarga
sendiri.Maka kedua pemuda itu tampaknya benar-benar hidup sebagai saudara
kandung.
Waktu berguru kepada sunan ampel,raden paku(sunan giri) bersahabat
dengan putra sunan ampel yang bernama raden maulana makhdum ibrahim yang
kemudian bernama sunan bonang
|
Setelah kedua pemuda itu dirasa sudah agak cukup ilmunya
untuk meneruskan pelajarannya ke tempat yang jauh,maka sunan ampel menganjurkan
kepada keduanya untuk melanjutkan pelajarannya ke Makkah.Dan kedua pemuda
itupun berangkat lah ke Makkah untuk menambah ilmunya mencari ilmu yang lebih
tinggi lagi.
Setelah kedua pemuda itu sampai di pasai,aceh,kedua pemuda
itu bertemu dengan Syeikh Maulana Ishak,seorang ulama terkenal disana,yakni
ayah dari raden paku sendiri.
Raden paku dan maulana makhdum ibrahim kemudian berhenti di
Pasai,dan belajar ilmu agama kepada Syeikh Maulana Ishak terlebih dahulu,sambil
beristirahat.Maulana Ishakpun menceritakan pengalamannya kepada kedua orang
pemuda dari Jawa itu.Tentang keadaan sewaktu beliau berada di negeri
Blambangan,tentang Prabu menak sembuyu dan dewi sekardadu,tentang sayembara dan
kepergiannya dari Blambangan itu,tentang Sunan Ampel dan sebagainya.
Akhirnya sampailah kepada cerita nama raden paku,yaitu
putera beliau sediri,yang sekarang sedang berhadapan dengan beliau itu.Semua
itu telah diceritakan,semua rahasia telah dibuka dihadapan kedua pemuda itu.
Sebaliknya,raden pakupun telah menceritakan kepada Syeikh
Maulana Ishak tentang ibunya yang bernama Nyai Gede Pinatih.Oleh Syeikh Maulana
Ishak,kemudian dijelaskan,bahwa ibu raden paku yang sebenarnya ialah dewi
sekardadu,puteri raja blambangan yang hindu itu,bukan nyai gede pinatih.Adapun
Nyai Gede Pinatih itu adalah ibu angkatnya.
Alangkah sedihnya hati raden paku yang telah berpisah dengan
ibu dan ayah kandungnya itu,yang mana sebabnya tidak lain adalah karena
kekejaman kakeknya,Prabu Menak Sembuyu.Hati raden paku terbakar hangus dan amat
pedih merasakan nasib yang demikian itu.Terutama ibunya,dewi sekardadu,karena
ia tidak tahu dimana tempat ibunya sekarang ini,masih hidup ataukah dalam
keadaan meninggal dunia.Dalam hatipun bertekad,bahwa kelak ia akan menemui
kakeknya,prabu menak sembuyu.dan akan minta pertanggungan jawab dari
perlakuannya terhadap ayah dan ibu kandungnya itu.Raden Paku merasa bahwa
neneknya itu telah berbuat zalim dan aniaya terhadap kedua orang tuanya.
Namun Syeikh Maulana Ishak memberi nasehat kepada
puternya,raden paku,agar jangan sampai terburu nafsu, dan berbuat yang tidak
baik,tidak sepantasnya.Karena membalas dendam adalah suatu perbuatan yang tidak
baik,tidak pernah dijalan oleh Nabi Muhammad SAW.Demikian nasehat Syeikh
Maulana Ishak kepada puteranya.
Atas nasehat sang ayah itu,raden paku kemudian sadar dan
kembali menyerahkan segalanya kepada Allah,artinya raden paku tidak akan
membalas dendam kepada kakeknya.
Selanjutnya Syeikh Maulana Ishak memberi nasehat pula,kepada
kedua pemuda itu,jangan sampai meneruskan perjalanannya ke tanah Makkah,tetapi
cukup belajar agama Islam di Pasai saja.
Menurut berita lain,kedua pemuda itu menuntut ilmu agama
kepada Syeikh Maulana Ishak,juga kepada seorang ulama dari tanah Iran yang
terkenal,yang telah bermukim di pasai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar