Translate

Sabtu, 06 Agustus 2016

8.Bertemu dengan ayah



8.Bertemu dengan ayah

Raden paku sangat akrab bersahabat dengan putera sunan ampel yang bernama raden maulana makhdum ibrahim,yang kemudian bernama sunan bonang.Kedua pemuda itu bagaikan dua saudara kandung saja,apalagi umurnya hampir sebaya.Oleh sunan ampel,raden pakupun dianggap sebagai keluarga sendiri.Maka kedua pemuda itu tampaknya benar-benar hidup sebagai saudara kandung.

Waktu berguru kepada sunan ampel,raden paku(sunan giri) bersahabat dengan putra sunan ampel yang bernama raden maulana makhdum ibrahim yang kemudian bernama sunan bonang

Setelah kedua pemuda itu dirasa sudah agak cukup ilmunya untuk meneruskan pelajarannya ke tempat yang jauh,maka sunan ampel menganjurkan kepada keduanya untuk melanjutkan pelajarannya ke Makkah.Dan kedua pemuda itupun berangkat lah ke Makkah untuk menambah ilmunya mencari ilmu yang lebih tinggi lagi.
Setelah kedua pemuda itu sampai di pasai,aceh,kedua pemuda itu bertemu dengan Syeikh Maulana Ishak,seorang ulama terkenal disana,yakni ayah dari raden paku sendiri.
Raden paku dan maulana makhdum ibrahim kemudian berhenti di Pasai,dan belajar ilmu agama kepada Syeikh Maulana Ishak terlebih dahulu,sambil beristirahat.Maulana Ishakpun menceritakan pengalamannya kepada kedua orang pemuda dari Jawa itu.Tentang keadaan sewaktu beliau berada di negeri Blambangan,tentang Prabu menak sembuyu dan dewi sekardadu,tentang sayembara dan kepergiannya dari Blambangan itu,tentang Sunan Ampel dan sebagainya.
Akhirnya sampailah kepada cerita nama raden paku,yaitu putera beliau sediri,yang sekarang sedang berhadapan dengan beliau itu.Semua itu telah diceritakan,semua rahasia telah dibuka dihadapan kedua pemuda itu.
Sebaliknya,raden pakupun telah menceritakan kepada Syeikh Maulana Ishak tentang ibunya yang bernama Nyai Gede Pinatih.Oleh Syeikh Maulana Ishak,kemudian dijelaskan,bahwa ibu raden paku yang sebenarnya ialah dewi sekardadu,puteri raja blambangan yang hindu itu,bukan nyai gede pinatih.Adapun Nyai Gede Pinatih itu adalah ibu angkatnya.
Alangkah sedihnya hati raden paku yang telah berpisah dengan ibu dan ayah kandungnya itu,yang mana sebabnya tidak lain adalah karena kekejaman kakeknya,Prabu Menak Sembuyu.Hati raden paku terbakar hangus dan amat pedih merasakan nasib yang demikian itu.Terutama ibunya,dewi sekardadu,karena ia tidak tahu dimana tempat ibunya sekarang ini,masih hidup ataukah dalam keadaan meninggal dunia.Dalam hatipun bertekad,bahwa kelak ia akan menemui kakeknya,prabu menak sembuyu.dan akan minta pertanggungan jawab dari perlakuannya terhadap ayah dan ibu kandungnya itu.Raden Paku merasa bahwa neneknya itu telah berbuat zalim dan aniaya terhadap kedua orang tuanya.
Namun Syeikh Maulana Ishak memberi nasehat kepada puternya,raden paku,agar jangan sampai terburu nafsu, dan berbuat yang tidak baik,tidak sepantasnya.Karena membalas dendam adalah suatu perbuatan yang tidak baik,tidak pernah dijalan oleh Nabi Muhammad SAW.Demikian nasehat Syeikh Maulana Ishak kepada puteranya.
Atas nasehat sang ayah itu,raden paku kemudian sadar dan kembali menyerahkan segalanya kepada Allah,artinya raden paku tidak akan membalas dendam kepada kakeknya.
Selanjutnya Syeikh Maulana Ishak memberi nasehat pula,kepada kedua pemuda itu,jangan sampai meneruskan perjalanannya ke tanah Makkah,tetapi cukup belajar agama Islam di Pasai saja.
Menurut berita lain,kedua pemuda itu menuntut ilmu agama kepada Syeikh Maulana Ishak,juga kepada seorang ulama dari tanah Iran yang terkenal,yang telah bermukim di pasai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar