7.Hancurnya giri dan pembunuhan terhadap 6000 ulama
Sultan agung mangkat pada tahun 1645,dan naik tahtalah
putranya,pangeran aria prabu adi mataram,bergelar susuhunan amangkurat
I(1645-1677).
Pada masa amangkurat I ini islam kehinduan telah lebih
mendalam lagi,bahkan lebih tebal hindunya daripada islamnya.Raja dipandang suci
dan keramat,sakti sebagai tempat memohon ampun dan kurnia.Amangkurat,artinya
ialah memangku dunia,maka terhadap raja haruslah sebagaimana kita takut kepada
Tuhan.
Perselisihan antara pesisir dengan pedalaman semakin parah,apabila
raja telah menganggap bahwa para ulama islam katanya menghalang-halangi
pengaruh keramatnya raja.Para ulama dianggap dan dituduh menentang pengaruh
kehebatan dan kedahsyatan raja.Dan orang-orang yang ingin memancing dia air
keruh demi keuntungannya sendiri bahkanmembisikan fitnah kepada raja,bahwa
ulama islamlah yang menjadi biang keladi dari segala kekacauan di mataram.
Kehidupan amangkurat I tidak seperti saja-raja
sebelumnya,tetapi semakin mewah dan semakin melupakan rakyat.Para bupati setiap
tahun harus menyembah ke mataram,ketika maulud nabi.Ya...,maulud nabi,sebab
sunan amangkurat I beragama islam,dan kerajaan mataram ini melanjutkan tradisi
islam sejak dari demak dan pahang dahulu.
Baru satu tahun amangkurat I memerintah,telah banyak membawa
korban,karena para bupati dan pembesar kerajaan atau para punggawa dan pegawai
banyak yang dibunuh dan dipecat atau disingkirkan atau digeser,tanpa alasan
kecuali hanyalah rasa curiga yang membayanginya.Alangkah kejamnya amangkurat I
ini,sampai banyak orang yang dibunuhnya,tanpa diselidiki terlebih
dahulu.Pangeran Alit(adiknya sendiri),bupati cakraningrat I dari
madura(iparnya) dan 43 orang selirnya sendiri telah dibunuhnya.Mengenai
selirnya yang 43 itu,mereka dituduh meracun salah satu selirnya yang
tercantik,yakni ratu malang,maka selir yang 43 itu kemudian dibunuh semua.
Kecuali itu,seluruh keluarga pangeran pekik(nenek adipati
anom,dan adipati anom ini adalah putranya sendiri),dan banyak yang lain
lagi,semua itu dibunuh dengan kejamnya.
Tentu saja hal ini menimbulkan gelombang reaksi yang
besar.Terlebih pula pembunuhan semena-mena terhadap orang-orang yang hanya
dicurigai saja.Hal ini menimbulkan desas-desus terhadap raja yang tidak baik.
Kesempatan ini dipergunakan oleh para penasehat kerajaan
yang benci kepada agama islam atau demak atau giri.
Rajapun dihasut,dan dilaporkan kepada amangkurat I ini bahwa
yang menyebabkan dan menimbulkan rakya tidak puas dan membisikan suara-suara
jelek terhadap raja adalah para ulama islam.Dan yang menyebabkan rakyat benci
kepada raja juga adalah ulama islam.
Mendapat hasutan dan nasehat semacam itu,amangkurat I amat
murka.Dipanggillah para ulama sebanyak 6000 orang.Mereka telah dituduh
menghasut raja,dan mereka disangka pengikut giri kedaton,dan dikatakan bahwa
para ulama itu mendapat ajaran dari giri yang menentang mataram.Para ulama itu
kemudian digiring ke alun-alun,dan dalam satu jam saja para ulama yang
berjumlah 6000 orang itu telah bergelimpangan dibunh dengan kejamnya.
Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun
Mereka telah syahid menemui Tuhannya.
Tiba-tiba muncullah trunojoyo.
Ia adalah cucu pangeran cakraningrat I yang dibunuh sunan
amangkurat I itu.Ayahnya adalah seorang bangsawan madura yang juga dibunuh
amangkurat I karena hanya dicurigai saja.
Dendam adipati anom,dendam trunojoyo,dendam raden
kejoran(karena banyak keluarga yang dibunuh amangkurat I),semua berkumpul
menjadi satu.Bertambah pula dengan dendam rakyat,bertambah lagi dengan dendam
dan duka cita terhadap peristiwa pembunuhan terhadap 6000 ulama islam,dan lagi
karena amangkurat telah dibantu oleh kompeni belanda,semua itu berkumpul
menjadi satu.Semuanya bersepakat untuk mengangkat senjata melawan mataram.
Kecuali daripada itu semua,pangeran trunojoyo adalah seorang
pemuda muslim yang taat.
Pangeran gir pun telah merestui pula.
Maka perjuangan ini dimulai di jawa timur pada tahun
1674.Seluruh madura telah menyambut trunojoyo sebagai pemimpin dan
penguasa,sedangkan cakraningrat II yang juga dhalim sebagai kaki tangan mataram
tu dimakzulkan oleh trunojoyo.
Seluruh madura telah dikuasai trunojoyo,dan pesisir utara
jawa tengah dan jawa timur telah diletuskan oleh pangeran giri.Trunojoyo telah
menyeberang ke jawa memimpin pasukan dengan gegap gempita,dibantu oleh karaeng
galengsong,pahlawan islam dari makasar.
Maka pangeran giri,trunojoyo dan karaeng galengsong,mereka
bertiga bahu membahu memimpin pemberontakan terhadap mataram yang dibawah
pengaruh belanda itu.
Setelah dua tahun pemberontakan,mataram dengn bantuan
belanda menyerang jawa timur,namun mataram dan kompeni dapat dipukul
mundur.Sehingga seluruh jawa timur dikuasai trunojoyo termasuk demak dan
semarang.
Namun pada tahun 1676 itu juga mataram mengikat janji dengan
belanda ,padahal dulu, tahun 1646 mataram telah mengikat janji dengan kompeni
belanda bahwa belanda membantu mataram,asal saja mataram melepaskan tuntutannya
terhadap jakarta,padahal dahulu jakarta adalah menjadi tujuan pokok perjuangan
ayahnya,sultan agung.
Tahun 1677 trunojoyo dapat masuk
ke ibukota mataram,amangkurat I lari,dan akhirnya sakit ingatan dan mangkat di
tegal tahun 1677.
Sebagai penggantinya ialah
amangkurat II(1677-1703),putra mahkota.Amangkurat II ini mengikat janji lagi
dengan belanda,bahwa antara lain hasilnya,wilayah jajahan belanda di jawa barat
melebar sampai sungai cimanuk dan semarang.Dengan ini maka kompeni belanda
menyerbu terus ke jawa timur dan pusat pemerintahan trunojoyo di kadiri.
Akhirnya trunojoyo dikepung dan
menyerah kalah,kemudian setahun lagi trunojoyo ditikam oleh sunan amangkurat
II,dan matilah trunojoyo.
Karaeng galengsong pun tewas
karena dikhianati oleh aru palaka,raja bone.
Sekarang tinggallah pangeran
giri.
Mataram dan kompeni belanda
mengepung giri kedaton dan pengeran giri mempertahankan dengan segala cara.Namun
akhirnya pangeran giri dapat ditangkap dan ditawan,dan akhirnya dibunuh bersama
seluruh keluarganya.
Pembinasaan giri itu terjadi pada
tanggal 27 April 1680.
Menurut
sumber-sumber belanda,pangeran giri yang telah berusia 80 tahun itu pantang
mundur,dan dikatakan sumber belanda itu bahwa pertempuran melawan giri itu
adalah pertempuran yang paling sengit dan paling berdarah,karena pangeran giri
yang sudah lanjut usianya itu ternyata adalah penentang yang paling gagah dan
paling gigih melawan VOC dan amangkurat .Tetapi pangeran giri yang sering
diberi julukan oleh VOC sebagai paus islam atau sebagai kyai jawa yang keramat
itu terpaksa kalah karena keunggulan persenjataan belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar