Translate

Rabu, 10 Agustus 2016

3.Giri diserang majapahit



3.Giri diserang majapahit

Sebagaimana yang telah diketahui pada uraian  yang dulu,bahwa dakwah islam yang dipimpin para wali itu telah mengalami kepesatan yang sangat,sehingga telah meluas kebeberapa derah pesisir utara jawa teangah dan jawa timur,dan hal ini telah dimaklumi oleh majapahit.
Perlu dicatat pula,bahwa agama islam telah  masuk kedalam istana majapahit sejak tahun 1448,dan pada saat itu majapahit diperintah oleh kertawijaya(1447-1451 M).Secara sembunyi-sembunyi telah ada beberapa orang dalam keraton yang menerima agama islam.(sanusi pane,sejarah indonesia,jilid I halaman 169).
Makin lama agama islam bahkan semakin tersiar,dan orang-orang hindu berbondong-bondong memeluk agama islam dengan kesadaran diri.
Melihat kenyataan semua itu,raja majapahit,kertabumi (menurut Dr.ruslan abdulgani dalam pembina no.25,tanggal 27 mei 1964 dikatakan bahwa raja majapahit yang menyerang itu ialah kertawijaya 1447-1451 yakni brawijaya I),berusaha untuk meghambat atau menghalang-halangi meluasnya agama islam tersiar.Bila usaha ini berhasil,artinya penyiaran agama islam bisa terbendung.
Tetapi usaha-usaha untuk membendung perkembangan agama islam itu ternyata gagal,dan itulah sebabnya maka majapahit,berusaha untuk menaklukan pusat gerakan islam,yakni giri kedaton.Pesantren giri diserbu oleh tentara majapahit dengan serangan kilat.
Pada waktu itu sunan giri sedang menulis didalamkamar,dengan sebuah kalam,yakni alat untuk menulis yang dibuat daripada ijuk pohon sagu.Sunan giripun melemparkan kalamnya ke tengah-tengah musuh yang sedang menyerang itu.(Menurut berita lain,mengatakan bahwa yang dilempar kalam oleh sunan giri adalah duta atau utusan majapahit yang sedang musyawarah dengan sunan giri,bukan tentara.)
Dengan ijin Allah,kalam sunan giri itu berubah menjadi sebuah keris yang kemudian mengamuk dan menyerbu dengab berputar-putar (munyeng) menghantam dan menusuk sana-sini kepada para tentara majapahit,sehingga akhirnya pasukan majapahit itu lari tunggang langgang mundur teratur,kembali pulang ke majapahit lagi.(menurut babad tanah jawa oleh wiryopanitro,yang memimpin pasukan majapahit didalam menyerang giri ialah lembusura dan keboharja,halaman 16).
Keris yang dulunya berasal dari kalam sunan giri yang dilemparkan ke arah musuh itu kemudian bernama keris kalam munyeng,yang sampai sekarang ini masih disimpan di giri,sebagai peninggalan barang pusaka.
Karena kegagalan serangan majapahit itu maka pada perkembangan selanjutnya antara majapahit dengan sunan ampel dan sunan giri mengadakan pendekatan dan musyawarah untuk berbaik kembali.Setelah perundingan selesai,maka berkatalah raja majapahit itu kepada sunan ampel dan sunan giri.
“Maksud agama islam dengan agama budha,bila demikian keterangan kanjeng sunan,maka adalah sama.Yang berbeda adalah cara melaksanakan ibadahnya.Maka dari itu saya tidak akan melarang dan menghalang-halangi agama islam,asal saja rakyat yang memeluk agama  islam itu, dengan keinsyafan dan kesadarannya sendiri.Dan mungkin kelak....,saya akan memeluk islam.....,”,demikian kata raja kertabumi.
Itulah berita pertama mengenai serangan majapahit.
Adapun berita kedua,majapahit menyerang lagi,tetapi pada waktu itu sunan giri telah wafat,jadi bukan serangan dari raja yang telah berjanji dengan sunan giri dan sunan ampel bahwa tidak akan menghalang-halangi tersiarnya agama islam itu,tetapi yang menyerang adalah raja pengganti kertabumi.
Berita kedua adalah sebagai keterangan berikut:
Tentara majapahit dan serangan tawon
Setelah sunan giri wafat,dendam majapahit kepada giri itupun masih belum padam juga.Sekali lagi giri diserang,tetapi berhubung beliau telah wafat,maka untuk melampiaskan dendamnya itu pasukan majapahit mengobrak-abrik pesantren giri dan makam beliau juga.Makam sunan giri akan dibongkar dan dihancurkan tulang-tulangnya.
Karena pasukan giri lebih sedikit jumlahnya,maka mereka pergi mengundurkan diri atau menyingkirkan diri sebelum pasukan majapahit sampai di giri.
Musuhpun telah sampai diluar pagar makam sunan giri.Tetapi tiba-tiba pasukan musuh itu berteriak lari tunggang-langgang karena mendapat serangan tawon yang bersarang di atas bangunan makam sunan giri.Beribu-ribu tawon telah menyerbu dan menyengat tentara majapahit.Dengan demikian maka serangan majapahit yang kedua terhadap giri ini gagal lagi.
Berita itu selanjutnya mengabarkan bahwa raden fattah,yang telah diangkat oleh raja majapahit menjadi pangeran dan menguasai wilayah bintoro itu diminta oleh raja agar dapat membantu majapahit untuk bersama-sama menaklukkan giri kedaton.Tetapi raden fattah menolaknya,dan dengan diam-diam bahkan membuat koalisi dengan tuban,giri,surabaya dan madura untuk menghadapi segala kemungkinan dari majaphit itu.
Karena tolakan raden fattah itu,maka selanjutnya raja majapahit itu kemudian mengadakan perundingan dengan giri untuk berbaik kembali.
Demikianlah peristiwa itu diberitaka oleh Prof.Dr.N.J Krom sambil mengutip Babad tanah jawi,dan diceritakan oleh Fruin-Mees sambil mengutip babad diponegoro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar