Translate

Sabtu, 06 Agustus 2016

5.Syeikh Maulana ishak



5.Syeikh Maulana ishak    
      
Syeikh Maulana Ishak bersama saudaranya yang tertua, Syeikh Maulana Ibrahim Asmara memang diajak oleh orang tuanya ke pasai, aceh dan telah agak lama beliau bermukim disana.
Tatkala Maulana Ishak mendengar berita bahwa di tanah Jawa telah tersiar agama islam,maka beliau kemudian berangkat ke jawa timur,dengan jalan menumpang perahu dagang milik orang gresik.Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa kapal dagang milik orang-orang Persia.Hal ini terjadi pada awal abad ke 14.
Sesampainya di ampel,Maulana Ishak bertemu dengan Raden Rakhmad,atau Sunan Ampel,dan ternyata raden rakhmad telah mempunyai banyak santri atau murid.Sangat kebetulan sekali bagi Maulana Ishak,karena Raden Rakhmad adalah saudara sepupunya.
Maulana Ishak membicarakan berbagai masalah tentang penyiaran agama islam dengan Sunan Ampel.Bagaimana caranya berdakwah kepada orang-orang Jawa yang masih hidup dalam animisme dan dinamisme,atau masyarakat yang telah kuat memgang teguh agama Hindu itu.Bagaimana tak kan sulit menyiarkan agama Islam saat itu, karena mulai raja sampai rakyat kecil memeluk agama Hindu,kepercayaan animisme dan dinamisme dengan kuatnya.
Oleh Sunan Ampel, Maulana Ishak kemudian mendapat tugas agar pergi ke Blambangan.Atau menurut cerita yang lain mengatakan,bahwa karena antara Maulana Ishak dengan Sunan Ampel adalah saudara sepupu juga bersahabat dan sama-sama kedudukannya,maka antara keduanya sama-sama telah bersepakat bahwa Maulana Ishak berangkat ke Blambangan,Jawa Timur paling ujung.Tentu saja keperluannya ialah untuk menyiarkan agama Islam di Blambangan,karena penduduknya masih beragama Hindu semua.
Sampai di Blambangan beliau belum bisa berbuat apa-apa,kecuali hanyak bertafakur,berdoa,sholat dengan penuh kehusukkan,memohon petunjuk dan pertolongan kepada Allah agar mendapat jalan di dalam menyiarkan agama Islam itu.Dan mudah-mudahan pula agar Allah membuka hati para penduduk Blambangan agar bersedia menerima ajaran agama Islam dengan hati yang lapang.
Masjid Agung Banyuwangi
Syekh Maulana Ishak, ayah Raden Paku atau Sunan Giri,pada mulanya menyebarkan agama Islam di Blambangan, sebelah selatan Banyuwangi.

Adapun tempat beliau bertafakur adalah di gunung Selangu.
Tersebutlah, di daerah Blambangan saat itu diserang wabah penyakit,atau pageblug dan bahaya kelaparan.Banyak rakyat yang mati kelaparan atau mati terserang pageblug,dan penderitaan ini berlarut-larut sehingga tidak dapat terkendalikan.
Tidak luput pula orang-orang dalam istana Blambangan pun terserang penyakit tersebut.Puteri kerajaan Blambangan,Dewei Sekardadu juga diserang penyakit yang mengganas itu.
Segala usaha dan ikhtiar Sang Prabu Menak Sembuyu,ayah Dewi Sekardadu,yakni raja Blambangan saat itu untuk mencari obat agar puterinya bisa sembuh,tetapi usaha raja itu tidak membawa hasil sama sekali. Segala dukun dan ahli-ahli pengobatan telah didatangkan ke istana Blambangan untuk mengobati Dewi Sekardad,tetapi segalanya itu sia-sia belaka.
Karena masygul dan bingungnya itu,Sang Prabu Menak Sembuyu mengumumkan sayembara kepada seluruh rakyat,bahwa barang siapa yang dapat menyembuhkan penyakit puterinya,bila ia seorang laki-laki akan dijadikan suami dari Dewi Sekardadu,atau diambil menantu Sang Raja.Bahkan masih ditambah dengan diberi kekuasaan,diangkat menjadi Raja Muda.Tetapi bila yang dapat menyembuhkan puterinya itu seorang wanita, ia akan dijadikan saudara tersayang dari Dewi Sekardadu.
Sayembara itu telah tersiar ke seluruh pelosok negeri,tetapi tak seorangpuan yang memasuki sayembara tersebut.
Sementara itu Sang Prabu telah mendengar kabar bahwa di lereng gunung Selangu ada seorang pertapa yang sangat sakti.Maka Sang Prabu Menak Sembuyu mengutus patihnya yang bernama Bajulsengara untuk menemui pertapa tersebut,untuk meminta pertolongannya agar pertapa tersebut dapat mengobati penyakit puterinya.
Telah berhari-hari Bajulsengara mencari pertapa,naik turun lembah dan bukit,keluar masuk hutan belantara,namun belum juga ketemu.
Pada suatu malam, Sang Patih Bajulsengara melihat sinar terang jauh disana,dipuncak sebuah bukit diatas gunung Selangu.Dengan susah payah iapun berusaha menuju ke arah sinar tersebut,dan setelah ia sampai ke bukit dan dekat dengan sinar tersebut,maka hilang lenyaplah sinar itu.Namun di tmpat itu Sang Patih Bajulsengara melihat ada orang yang bersujud di atas sajadah,pakaiannya serba putih ,dan setelah bangun dari sujud,orang itu pun duduk dengan khusuknya,bertafakur.
Ternyata orang bertafakur itu adalah Syeikh Maulana Ishak.
Patih Bajulsengara lalu menjelaskan maksud kedatangannya kepada Maulana Ishak.
“Insya Allah,bila Allah mengijinkan,sayak akan berusaha untuk meyembuhkan penyakit tuan puteri ,karena semua usaha manusia itu hanya Allah lah yang menentukan nanti.Namun bila tuan puteri sembuh,saya minta satu syarat agar dipenuhi raja,yaitu Prabu Menak Sembuyu harus memeluk agama Islam”,demikian jawab Syeikh Maulana Ishak kepada Patih Bajulsengara,utusan raja Blambangan itu.
Sang patihpun melaporkan semua itu,yakni terutama tentang syarat yang dimita oleh Syeikh Maulana Ishak agar Menak Sembuyu sanggup memelik agama Islam.Tentu saja hati sang Prabu sangat berat untuk melepaskan agama yang lama,dan kemudian memluk agama Islam.Namun karena rasa kasih sayang dan sayangnya kepada puterinya,maka syarat yang diminta itu terpaksa disanggupinya.
Setelah tiga malam Syeikh Maulana Ishak berusaha mengobati tuan puteri dengan jalan sholat sunnat dan memohon pertolongan kepada Allah,kemudian setelah ditiup tiga kali,Dewi Sekardadu pun sembuh,degan ijin Allah.
Alangkah gembiranya Sang Prabu setelah puterinya sembuh,tidak terkirakan.Dan janji Sang Prabu ternyata ditepati.Maka Syeikh Maulana Ishak diambil menantu,dijodohkan dengan puterinya.Dan setelah menjadi isteri Maulana Ishak,Dewi Sekardadu menjadi seorang msulim yang taat dan baik.Syarat keduapun telah dilaksanakan pula,yaitu Maulana Ishak diangkat menjadi raja muda,dan syarat yang diminta Maulana Ishak kepada sang Prabu juga tidak meleset,yakni Prabu Menak Sembuyu,raja Blambangan yang beragama hindu itu kemudian memeluk agama Islam.
Peristiwa tentang kesaktian Maulana ishak itu,telah tersiar ke seluruh pelosok Blambangan.Maka banyak orang yang tertarik dan kemudian memeluk agama Islam dengan kesadaran sendiri.
Terlebih pula,bahwa Syeikh Maualana Ishak telah memegang kekuasaan atas sebagian tanah Blambangan,hal ini menyebabkan beliau bebas leluasa menyiarkan agama Islam,dan hal ini adalah suatu kesempatan yang baik untuk berdakwah ke seluruh kampung dan desa.
Dalam waktu yang tidak lama,banyak rakyat atau penduduk Blambangan yang telah memeluk agama Islam. Agama Hindu makin lama makin terdesak.Bahkan orang istana,keluarga raja sendiri,dan para pembesar kerajaan telah banyak yang tertarik kepada agama Islam.
Tersiarnya agama Islam semakin pesat.Para pemeluk agama hindu makin berkurang dan tipis,makin lama pemeluk agama hindu semakin mreteli berganti agama.Mereka berganti agama dengan kesadaran sendiri,tanpa ada paksaan,karena selamanya Syeikh Maulana Ishak tidak pernah memaksa kepada rakyat untuk memeluk agama Islam.
Atas semua itu,hati raja Blambangan tidak enak, dan cemas melihat perkembangan agama Islam yang mendesak agama hindu itu.Walaupun raja Menak Sembuyu telah mengaku memeluk agama Islam,tetapi rupa-rupanya pengakuan itu lain dimulut lain dihati.
Mungkin karena keinginan Menak Sembuyu agar puterinya dahulu sembuh dari penyakit yang gawat itu,maka syarat dari Syeikh Maulana Ishak diterima dengan hanya pura-pura saja.Dan setelah puterinya sembuh,Prabu Menak Sembuyu masuk agama Islam tetapi bersifat munafik.Konon,sebenarnya Sang Prabu masih memegang teguh ajawan-ajaran hindu,namun ia tidak berani terang-terangan di hadapan Syeikh Maulana Ishak,menantunya itu.
Hari Prabu Menak Sembuyu makin panas dan gelisah terhadap perkembangan agama Islam.Terlebih lagi pengaruh Maulana Ishak semakin mendalam di hati rakyat,maka Prabu Menak Sembuyu menjadi cemburu melihat pegaruh Maulana Ishak yang tumbuh di Blambangan itu.Karena hal-hal tersebut itu semua,dengan diam-diam Prabu Menak Sembuyu berusaha menghalang-halangi tersiarnya agama Islam.Tetapi usaha Prabu Menak Sembuyu itu ternyata sia-sia belaka.
Sang Prabu bahkan dendam dan murka terhadap Syeikh Maulana Ishak.Maka sang Prabu mengutus seseorang untuk membinasakan Syeikh Maulana Ishak.Namun Allah menyelamatkan kekasih-Nya,Syeikh Maulana Ishak bisa lolos dari usaha penyerbuan dan usaha pembunuhan yang keji itu.Beliau pergi meninggalkan negeri Blambangan sendirian,dan isterinya ditinggalkan dalam istana.Padahal waktu itu isteri beliau dalam keadaan mengandung 7 bulan.
Sebelum meninggalkan Blambangan,Syeikh Maulana Ishak telah berpesan kepada isterinya,bahwa bila bayi yang dikandung isterinya itu lahir,bila lahir laki-laki,hendaklah diberi nama Raden Paku,tetapi bila lahir perempuan,hal itu terserah kepada ibunya,diberi naam apa saja yang yang isukai,terserahlah.
Setelah Syeikh Maulana Ishak sampai di Ampel,Surabaya,beliau menceritakan semua yang telah beliau alami di Blambangan.Tentang isterinya,Dewi Sekardadu yang dia tinggalkan,dan baru dalam keadaan mengandung dan tentang pesan beliau untuk memberi nama Raden Paku kepada putera yang akan lahir bila laki-laki,tentang usaha pembunuhan dari Prabu Menak Sembuyu terhadap beliau,dan sebagainya,semuanya itu diceritakan kepada Sunan Ampel.
Selanjutnya Syeikh Maulana Ishak kembali ke negeri Pasai lagi.Disana beliau mendirikan pesantrean yang baru.Dan di Pasai itu beliau terkenal dengan nama Syeikh Awwalul Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar