13.Sultan Abdul Fakih dan Pemimpin kaum Putihan.
Sunan Giri sangat memperdalam ilmu tauhid dan fikih.Ia
sangat berhati-hati di dalam menentukan hukum,takut kalau terjerumus kepada
kesesatan, dan khawatir bila tidak sesuai dengan sunnah Rasul.
Di dalam masalah ibadah,Sunan Giri tidak kenal kompromi
dengan ajaran-ajaran Hindu dan Budha,atau kepercayaan animisme dan
dinamisme.Ibadah atau fikih Islam harus bersih dan tidak boleh bercampur dengan
ajaran-ajaran lama,harus jalan lurus.
Karena mahair dan mendalamnya di dalam bidang ilmu fikih
itulah Sunan Giri kemudian disebut juga dengan nama Sultan Abdul Fakih.
Pun pula di dalam ajaran-ajaran tauhid atau ketuhanan,Sunan
Giri sangat ekstrim,tidak mau berkompromi pula dengan kepercayaan-kepercayaan lama.Kepercayaan
Hindu dan Budha atau animisme dan dinamisme harus dikikis habis dan
dikubur.Rakyat harus dididik untuk mengamalkan ajaran agama Islam yang
sejati.Adat-istiadat lama yang tidak sesuai dengan aqidah Islamiyah harus
dilenyapkan.Sisa-sisa agama lama dan segala kepercayaan tahayul atau gugon
tohon harus dikikis habis.Bila tidak,ajaran agama Islam dan kepercayaan kepada
Allah akan ternodai,yang akhirnya sampai jatuh ke lembah kemusyrikan.
Pelaksanaan syariat agama Islam didalam bidang ibadah dan tauhid
harus mengikuti jalan yang lurus lempang menurut aslinya sebagaimana yang
dijelaskan di dalam Kitab Al Quran dan Sunnah Rasul.
Itulah sebabnya maka aliran yag menganut pendirian Sunan
Giri ini dinamakan golongan Islam Putih atau Islam Putihan.Putih artinya
bersih,llurus,suci dan orang yang mengikuti aliran Islam Putih ini disebut kaum
Putihan.
Namun aliran Sunan Giri ini dikatakakn sebagai kolot dan
terlalu ekstrim oleh golongan yang bersikap moderat.Dikatakan selanjutnya bahwa
aliran Sunan Giri ini tidak mengerti situasi dan kondisi,tidak bisa
menyesuaikan diri dengan dengan masyarakat,dan kurang bijaksana di dalam
mengetrapkan hukum Islam di dalam masyarakat.
Sebagai pemimpian dari aliran Islam Putih itu ialah Sunan
Giri dan didukung oleh Sunan Ampel dan Sunan Drajad.
Sebaliknya golongan yang dipimpin oleh Sunan Kalijaga
dikataka atau dituduh oleh golongan Islam Putih sebagai Islam abangan,karena di
dalam mempraktekkan syariat Islam banyak dicampuri dengan unsur-unsur adat
lama, dan berkompromi dengan ajaran-ajaran lama.
Karena aliran Islam Putih dipimpin oleh Sunan Giri,maka
dinamakan Aliran Giri.Dan karena aliran Islam abangan dipimpin oleh Sunan
Kalijaga,maka dinamakan Aliran Tuban,karena dahulu Sunan Kalijaga berasal dari
Tuban.
Adapun kaum moderat
yang dipimpin oleh Sunan Kalijaga itu didukung oleh Sunan Boang,Sunan Muria
,Sunan Kudus dan Sunan Gunung jati.Golongan ini berpendirian sebagai berikut:
1.Membiarkan dahulu adat-dat yang sukar diubah dan adat
kepercayaan lama itu sangat berat untuk dirubah dengan kekerasan dan
tergesa-gesa, atau radikal.
2.Bagian adat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam tetapi
agak mudah dirubah, maka segera dihilangkan.
3.Tut Wuri Handayani,artinya mengikuti dari belakang
terhadap kelakuan dan adat rakyat tetapi diusahakan untuk dapat mempengaruhi
sedikit demi sedikit, dan Tut Wuri hangiseni,artinya mengikuti dari belakang
sambil mengisi kepercayaan atau ajaran agama Islam.
4.Menghindarkan konfrontasi secara langsung atau secara
keras dengan masyarakat didalam pasal menyiarkan agama Islam itu,dengan maksud
berusaha untuk mengambil ikannya tetapi tidak mengeruhkan airnya sehingga
menjadi butek.
5.Akhirnya,semua itu boleh saja merubah adat dan kepercayaan
masyarakat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam,tetapi dengan prinsip tidak
boleh menghalau masyarakat dari kita umat Islam.Masyarakat harus mau dan senang
atau bersedia datang kepada kita,dan setelah berkumpul,baru kita ajak dan kita
beri pengertian tentang ajaran Islam sedikit demi sedikit.Karena bila tidak
dengan jalan demikian,maka mereka akan lari sewaktu mereka diundang.Apalagi mau
memeluk agama Islam,sedangkan mendekat saja mereka tidak mau.Bagaimana kita
akan bisa memberi pengertian tentang ajaran dan keluhuran atau kebenaran agama
Islam,sedangkan mereka tidak mau mendekat,dan bila kita dekati mereka lari.
Itulah diantara pokok-pokok pendiran antara golongan giri
dan golongan tuban,dan perlu dicatat,bahwa perbedaan pendapat ini tidak di
dalam arti konfrontasi sungguh-sungguh sebagaimana kerasnya prang berkampanye partai
pada jaman modern sekarang ini,namun masih dalam batas-batas persaudaraan Islam
dan dalam batas ukhuwwah Islamiyah.Dan para wali yang mendukung masing-masing
aliran itupun dlam batas-batas persaudaraan Islam.
Kedua pendapat itu sama-sama dapat dipahami,karena aliran
giri tidak takut dan khawatir bila terjadi penyelewengan terhadap agama,tetapi
aliran tuban ingin cepat berdakwah da semua rakyat bisa menerima ajaran
Islam.Namun aliran tuban ini sangat berliku-liku, dan aliran Giri melintas
jalan yang lurus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar