Translate

Sabtu, 06 Agustus 2016

13.Sultan Abdul Fakih dan Pemimpin kaum Putihan.



13.Sultan Abdul Fakih dan Pemimpin kaum Putihan.

Sunan Giri sangat memperdalam ilmu tauhid dan fikih.Ia sangat berhati-hati di dalam menentukan hukum,takut kalau terjerumus kepada kesesatan, dan khawatir bila tidak sesuai dengan sunnah Rasul.
Di dalam masalah ibadah,Sunan Giri tidak kenal kompromi dengan ajaran-ajaran Hindu dan Budha,atau kepercayaan animisme dan dinamisme.Ibadah atau fikih Islam harus bersih dan tidak boleh bercampur dengan ajaran-ajaran lama,harus jalan lurus.
Karena mahair dan mendalamnya di dalam bidang ilmu fikih itulah Sunan Giri kemudian disebut juga dengan nama Sultan Abdul Fakih.
Pun pula di dalam ajaran-ajaran tauhid atau ketuhanan,Sunan Giri sangat ekstrim,tidak mau berkompromi pula dengan kepercayaan-kepercayaan lama.Kepercayaan Hindu dan Budha atau animisme dan dinamisme harus dikikis habis dan dikubur.Rakyat harus dididik untuk mengamalkan ajaran agama Islam yang sejati.Adat-istiadat lama yang tidak sesuai dengan aqidah Islamiyah harus dilenyapkan.Sisa-sisa agama lama dan segala kepercayaan tahayul atau gugon tohon harus dikikis habis.Bila tidak,ajaran agama Islam dan kepercayaan kepada Allah akan ternodai,yang akhirnya sampai jatuh ke lembah kemusyrikan.
Pelaksanaan syariat agama Islam didalam bidang ibadah dan tauhid harus mengikuti jalan yang lurus lempang menurut aslinya sebagaimana yang dijelaskan di dalam Kitab Al Quran dan Sunnah Rasul.
Itulah sebabnya maka aliran yag menganut pendirian Sunan Giri ini dinamakan golongan Islam Putih atau Islam Putihan.Putih artinya bersih,llurus,suci dan orang yang mengikuti aliran Islam Putih ini disebut kaum Putihan.
Namun aliran Sunan Giri ini dikatakakn sebagai kolot dan terlalu ekstrim oleh golongan yang bersikap moderat.Dikatakan selanjutnya bahwa aliran Sunan Giri ini tidak mengerti situasi dan kondisi,tidak bisa menyesuaikan diri dengan dengan masyarakat,dan kurang bijaksana di dalam mengetrapkan hukum Islam di dalam masyarakat.
Sebagai pemimpian dari aliran Islam Putih itu ialah Sunan Giri dan didukung oleh Sunan Ampel dan Sunan Drajad.
Sebaliknya golongan yang dipimpin oleh Sunan Kalijaga dikataka atau dituduh oleh golongan Islam Putih sebagai Islam abangan,karena di dalam mempraktekkan syariat Islam banyak dicampuri dengan unsur-unsur adat lama, dan berkompromi dengan ajaran-ajaran lama.
Karena aliran Islam Putih dipimpin oleh Sunan Giri,maka dinamakan Aliran Giri.Dan karena aliran Islam abangan dipimpin oleh Sunan Kalijaga,maka dinamakan Aliran Tuban,karena dahulu Sunan Kalijaga berasal dari Tuban.
Adapun kaum  moderat yang dipimpin oleh Sunan Kalijaga itu didukung oleh Sunan Boang,Sunan Muria ,Sunan Kudus dan Sunan Gunung jati.Golongan ini berpendirian sebagai berikut:
1.Membiarkan dahulu adat-dat yang sukar diubah dan adat kepercayaan lama itu sangat berat untuk dirubah dengan kekerasan dan tergesa-gesa, atau radikal.
2.Bagian adat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam tetapi agak mudah dirubah, maka segera dihilangkan.
3.Tut Wuri Handayani,artinya mengikuti dari belakang terhadap kelakuan dan adat rakyat tetapi diusahakan untuk dapat mempengaruhi sedikit demi sedikit, dan Tut Wuri hangiseni,artinya mengikuti dari belakang sambil mengisi kepercayaan atau ajaran agama Islam.
4.Menghindarkan konfrontasi secara langsung atau secara keras dengan masyarakat didalam pasal menyiarkan agama Islam itu,dengan maksud berusaha untuk mengambil ikannya tetapi tidak mengeruhkan airnya sehingga menjadi butek.
5.Akhirnya,semua itu boleh saja merubah adat dan kepercayaan masyarakat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam,tetapi dengan prinsip tidak boleh menghalau masyarakat dari kita umat Islam.Masyarakat harus mau dan senang atau bersedia datang kepada kita,dan setelah berkumpul,baru kita ajak dan kita beri pengertian tentang ajaran Islam sedikit demi sedikit.Karena bila tidak dengan jalan demikian,maka mereka akan lari sewaktu mereka diundang.Apalagi mau memeluk agama Islam,sedangkan mendekat saja mereka tidak mau.Bagaimana kita akan bisa memberi pengertian tentang ajaran dan keluhuran atau kebenaran agama Islam,sedangkan mereka tidak mau mendekat,dan bila kita dekati mereka lari.
Itulah diantara pokok-pokok pendiran antara golongan giri dan golongan tuban,dan perlu dicatat,bahwa perbedaan pendapat ini tidak di dalam arti konfrontasi sungguh-sungguh sebagaimana kerasnya prang berkampanye partai pada jaman modern sekarang ini,namun masih dalam batas-batas persaudaraan Islam dan dalam batas ukhuwwah Islamiyah.Dan para wali yang mendukung masing-masing aliran itupun dlam batas-batas persaudaraan Islam.
Kedua pendapat itu sama-sama dapat dipahami,karena aliran giri tidak takut dan khawatir bila terjadi penyelewengan terhadap agama,tetapi aliran tuban ingin cepat berdakwah da semua rakyat bisa menerima ajaran Islam.Namun aliran tuban ini sangat berliku-liku, dan aliran Giri melintas jalan yang lurus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar